Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 30 November 2019 | 14:10 WIB
Ilustrasi burung kakatua. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Sebanyak 322 pedagang Pasar Burung Wates tak lagi menempati lokasi biasanya untuk berdagang. Mereka telah dipindahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, DI Yogyakarta ke Pasar Burung Pengasih, yang berlokasi di kawasan Pasar Hewan Terpadu Pengasih.

Sementara itu, bekas Pasar Burung Wates rencananya akan dijadikan ruang terbuka hijau, seperti dilansir Antara.

Pemindahan dilakukan lantaran Pemkab Kulon Progo dituntut melakukan penataan dan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru, setelah adanya pembangunan megaproyek di Kabupaten Kulon Progo, mulai dari Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Bedah Menoreh, dan Pelabuhan Tanjung Adikarto.

"Pemindahan Pasar Burung Wates ke Pasar Burung Pengasih dalam rangka penataan kota Wates dan menumbuhkan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Rencananya, bekas Pasar Burung Wates menjadi ruang terbuka hijau," kata Asisten Perekonomian dan ESDM Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Jumat (29/11/2019).

Baca Juga: Berapa Banyak Ibu Hamil Boleh Makan Durian? Ini Saran Ahli Gizi

Dari 322 pedagang yang dipindahkan, 69 di antaranya adalah pedagang burung dan kelengkapannya, 172 pedagang klithikan, 72 pedagang ayam, dan sembilan pedagang rumput.

Selama pemindahan, tak ada perlawanan dari kalangan pedagang Pasar Burung Wates, sehingga proses boyongan berjalan cukup lancar.

Untuk itu, Bambang mengucapkan terima kasih. Apalagi, kata dia, para pedagang secara ikhlas bersedia dipindah ke Pasar Burung Pengasih.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada pedagang yang penuh gotong royong, penuh kesadaran, dan penuh keikhlasan bersedia pindah ke tempat baru," ucap Bambang.

Senada dengan Bambang, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha menerangkan, pembangunan Pasar Burung Pengasih merupakan bagian dari program strategis Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam meningkatkan perekonomian dan pemberantasan kemiskinan, dan juga sebagai upaya pemkab untuk mengembangkan kota Wates dan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Baca Juga: Keras soal FPI, Budiman Sudjatmiko Ngaku Kena Tegur Teman yang Pro Khilafah

Pembangunan pasar ini, kata Aris, menelan dana hingga Rp2,2 miliar yang berasal dari APBD kabupaten sebesar Rp1,6 miliar dan bantuan Pemda DIY Rp526 juta.

Load More