SuaraJogja.id - Putra ketiga almarhum Prof Yunahar Ilyas, Muhammad Hasnan Nahar, mengenang sebuah kalimat yang diungkapkan ayahnya kala berjuang melawan penyakit.
Menurut Hasnan, kalimat yang didengarnya pada sekira awal Desember 2019 itu masih begitu mengena baginya. Bahkan hingga kini ia masih belum meyakini, apakah kalimat yang terucap dari bibir ayahnya itu merupakan penggambaran kepasrahan atau sebuah firasat.
"Tidak apa-apa saya diberi sakit, karena toh sudah diberi nikmat 63 tahun," ujar dia, mengulang kalimat ayahnya, usai prosesi pemakaman jenazah Yunahar Ilyas di areal permakaman Karangkajen, Jumat (3/1/2020).
Hasnan mengungkapkan, ayahnya diketahui mulai sakit sejak pasca-Idulfitri 2019. Pada hari Idulfitri, mendiang ayahnya berencana pergi ke Bukittinggi pada hari berikutnya.
Baca Juga: Mahfud MD: Terorisme 2019 Menurun, Potensinya Masih Ada Tahun 2020
Mengetahui sakit, keluarga lantas memutuskan untuk membawa Yunahar ke dokter untuk mengikuti pemeriksaan atau check up. Lewat check up tersebut, ayahnya didiagnosis mengalami penurunan fungsi ginjal.
"Jadi saat itu fokus pemulihan ginjal. Dalam perjalanannya [beberapa waktu kemudian], paru-parunya kena. Yang kanan kempes, yang kiri ada beberapa lubang kecil. Jadi yang seharusnya fokus pemulihan dan cangkok ginjal, tapi malah ada kombinasinya," kata Hasnan.
Belum sempat mengikuti prosedur cangkok ginjal, Yunahar diminta untuk memulihkan terlebih dahulu kondisi paru-parunya. Pasalnya, sebelum cangkok ginjal, tubuhnya harus fit.
"Waktu opname di PKU Muhammadiyah itu didiagnosis paru-paru. 28 Oktober [2019] opname, lalu 29-nya didiagnosis paru-parunya kena," kata dia.
Bagi Hasnan, ayahnya adalah sosok pemilik canda yang unik dan tak tersamai. Hasnan menuturkan, di satu sisi ayahnya dilihat orang sebagai sosok yang serius. Padahal ketika di rumah, di tengah keluarga, ayahnya kerap melontarkan canda atau guyonan khas.
Baca Juga: Waduh, Rumah Roy Marten Didatangi 7 Ular Sekaligus Pascabanjir
"Guyonannya itu tidak terganti kalau dilihat dari sosok yang terlihat serius. Ia memiliki canda dengan gaya atau versinya sendiri," kata dia.
Ia menambahkan, Yunahar adalah sosok suri tauladan bagi anak-anaknya -- tidak suka menginstruksi dan lebih suka memberikan contoh.
"Sama sekali tidak pernah [instruksi]. 'Ayo belajar,' itu enggak. Beliau tunjukkan dengan tindakan. Kalau [menyuruh] belajar ya beliau membaca buku, kalau salat lima waktu ya beliau ke masjid," kenangnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Tag
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
Terkini
-
Belum Dapat Instruksi ke Akmil Magelang, Sejumlah Kepala Daerah Kader PDIP Bertahan di Jogja
-
Ketum PP Muhammadiyah Sampaikan Lima Pesan untuk Para Kepala Daerah
-
PDIP Minta Kepala Daerah Tunda Hadiri Retreat di Magelang, Analis: Berpotensi Picu Konflik Internal
-
Sayangkan Band Sukatani Minta Maaf ke Polisi, Haris Azhar: Bukti Represi Kebebasan Berekspresi
-
Jengah Gelombang Aksi Massa Tak Dihiraukan Elit, Masyarakat Tradisi Jogja Gelar Teatrikal Budaya