SuaraJogja.id - Tempat relokasi pedagang Pantai Glagah dinilai tidak representatif dan tidak layak ditempati oleh Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Istana pun menyayangkan tempat relokasi senilai Rp670 juta itu.
Ia mengatakan, pada Senin (6/1/2020) Komisi IV melakukan peninjauan lokasi baru untuk berjualan bagi pedagang Pantai Glagah, selama pengembangan dan penataan Pantai Glagah baru dilakukan.
"Komisi IV intensif menjalin komunikasi dengan mereka. Hasil peninjauan lapangan, tempat relokasi kurang representatif sebagai tempat usaha," kata Istana di sela-sela pemantuan di lokasi relokasi pedagang Pantai Glagah, Senin, dikutip dari Antara.
Menurut Istana, lokasi bangunan relokasi pedagang Pantai Glagah tidak memperhitungkan kondisi alam dan kondisi lingkungan, sehingga menjadi tidak menarik dan sangat memberatkan bagi pedagang, sehingga harus dicarikan solusinya.
Baca Juga: Masuki 2020, Perempuan Tertua di Dunia Injak Usia 117 Tahun
Setelah berdiskusi dengan pedagang, Istana mengatakan bahwa mereka tidak pernah diajak bicara oleh Dinas Pariwisata tentang konsep penataan atau bagaimana memanfaatkan ruang agar lebih efektif dan mendukung wisatawan lebih nyaman.
"Ini sama sekali kurang komunikasi antara pedagang dan pelaku wisata, dengan Dinas Pariwisata," tutur Istana.
Ia menyebutkan, sebuah kebijakan harus dibuat setelah melalui komunikasi yang menyeluruh dan terpadu dengan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya.
Selain itu, pedagang menjadi bagian penting untuk diajak bicara. Jika pedagang ditinggalkan dan tiba-tiba diberikan tawaran seperti ini tanpa komunikasi yang intensif, maka, kata Istana, permasalahan yang baru akan muncul.
"Kami ke Glagah ini dalam rangka mengoptimalkan objek wisata Pantai Glagah, yang terkenal sejak dulu menjadi sebuah kawasan yang memberi pendapatan warga Kulon Progo. Untuk itu perlu adanya pembenahan-pembenahan secara menyeluruh," katanya.
Baca Juga: Suami Peluk Erat Jenazah Ria Irawan Sebelum Dimasukkan ke Liang Lahat
Menurut Istana, rencana pembenahan-pembenahan memerlukan komunikasi antara orang-orang yang terlibat di dalamnya, termasuk pedagang karena merekalah yang menghidupkan dan mendukung keberadaan Pantai Glagah. Tanpa mereka, kawasan Pantai Glagah tidak semeriah saat ini.
"Mereka secara mandiri melakukan ekonomi kerakyatan dengan modal sendiri, bersusah payah sendiri. Mereka baru menikmati dampak Pantai Glagah, tiba-tiba harus dipindah, dan tempat baru tidak layak, tentu mereka tidak nyaman," ungkap dia.
Untuk itu, Istana meminta Dispar melakukan komunikasi dengan pedagang dan pelaku wisata Pantai Glagah supaya bangunan tempat relokasi tidak mangkrak.
"Bagaimana mereka mau menempati lokasi relokasi, kalau tempat parkirnya tergenang air seperti ini," katanya.
Berita Terkait
-
Jualan Bakso dengan Gerobak? Sorry, di Kalimantan Sudah Pakai Avanza!
-
Presiden Prabowo Tegaskan Evakuasi 1.000 Warga Gaza Bukan Relokasi! Ini Misinya...
-
Libatkan Istri jadi Tukang Palak, Preman Pemeras Tukang Sayur di Bekasi Ternyata Budak Narkoba
-
Keluhkan Penjualan Merosot, Pedagang Mainan di Pasar Gembrong: Lebaran Sudah Nggak Berpengaruh
-
Transmigrasi Era Baru: Bukan Lagi Sekadar Pindah Pulau! Ini 5 Pilar yang Mengubah Segalanya
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja