Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 06 Januari 2020 | 18:35 WIB
Fenonema sinhole atau tanah ambles terjadi di kawasan Gunung Kidul, Minggu (5/1/2020) kemarin. [Julianto / Kontributor]

SuaraJogja.id - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul, Eddy Basuki menyebut jika fenomena sinkhole sudah sering ditemui di wilayahnya. Bahkan sejak tahun 2017 yang lalu, sudah ada 31 peristiwa serupa dengan yang terjadi di Karangawen tersebut. Dan bahkan sudah menjadi kajian dari beberapa ahli.

"Sinkhole sering terjadi di daerah pegunungan karst termasuk di kawasan Gunung Kidul. Itu dimungkinkan karena ada sungai bawah tanah," terangnya.

Berdasarkan pemetaan yang pihaknya lakukan sejak tiga tahun lalu atau saat terjadi badai Cempaka tahun 2017, fenomena tanah ambles juga terjadi di beberapa kecamatan. Di antaranya seperti Panggang, Saptosari, Ponjong, Rongkop, Girisubo dan juga Semanu. Di kawasan-kawasan tersebut memiliki struktur tanah yang rawan ambles.

Sebelumnya tanah ambles atau fenomena Sinhole ditemukan di lahan milik Rajiman, Minggu (5/1/2020) kemarin. Di lahan yang selama ini berfungsi sebagai sawah tadah hujan ini terlihat ambles dengan diameter sekitar 3 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.

Baca Juga: Fenomena Sinkhole Terjadi di Gunung Kidul, Begini Penampakannya

Kepala Dukuh Karangawen, Yuono menuturkan, tanah di lahan milik Rajiman tersebut mulai terlihat ambles hari Minggu pagi. Diperkirakan, tanah tersebut ambles akibat hujan deras yang terus menerus terjadi di wilayah ini dalam beberapa hari terakhir. Kemungkinan besar, tanah yang ambles tersebut karena ada air yang akan masuk ke luweng yang cukup besar tak jauh dari lahan milik Rajiman.

"Memang dari tempat pak Rajiman ada Luweng. Itu kemungkinan di bawah lahan beliau ada rongga bawah tanah menuju ke Luweng," terangnya.

Kontributor : Julianto

Load More