SuaraJogja.id - Sejumlah petani Kecamatan Kalasan menyampaikan keluhannya ke BBWSSO, Kamis (9/1/2020). Mereka mengalami kesulitan mendapatkan air dari selokan mataram. Sehingga membuat para petani tak dapat menanam padi sesuai masa tanam.
Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto mengatakan, petani menduga ada tindakan ilegal yang dilakukan oleh peternak ikan. Yaitu membuka dan menutup pintu air selokan mataram di grojogan sesuai keinginan mereka.
"Kami akan berjuang untuk membela petani bisa menanam. Bayangkan, kalau ibu-ibu PNS saja misalnya tidak gajian tiga bulan, pasti sudah demo," kata dia, di kantor BBWSSO.
Janu menegaskan, kondisi tersebut membuatnya ragu dengan niatan pemerintah terkait program LP2B. Karena percuma saja, ada tanah subur, ada SDM, bibit dan teknologi, tapi air tidak ada.
Baca Juga: DLH Dapat Bantuan Truk, Sri Purnomo Tak Ingin Ada Tumpukan Sampah di Sleman
"Kami petani tidak minta apapun, kami cuma minta air sampai hilir Opak. Kalau air kami dibatasi, kami mau beri makan apa untuk keluarga?," kata dia.
Janu menambahkan, petani meminta BBWSSO bisa membantu mengembalikan teknis aliran selokan mataram seperti semula.
"Kalau dalam satu pekan ini kami tidak dapat air, kami akan datang dengan jumlah lebih besar. Kami itu mampu lebih dari preman, tapi kami tidak mau, karena kami bertanam demi keluarga," tuturnya.
Menurut Janu, langkah yang harus diambil adalah mengembalikan selokan mataram ke fungsi awalnya.
Ketua Umum Paguyuban Penyuluh Swadaya Kabupaten Sleman, Habudin menyatakan, masalah yang sesungguhnya adalah perebutan air antara 'kakak dan adik'. Karena pertanian dan perikanan saling mencakup hanya saja berbeda kementerian.
Baca Juga: Dataran Tinggi di Sleman Rawan Bencana, Polisi Bangun Posko Tanggap Bencana
"Jadi, bagaimana supaya pembagian air menjadi adil bagi pertanian dan perikanan," tuturnya.
Berita Terkait
-
PSS Sleman Rekrut Pieter Huistra, Tugas Berat Menanti Eks Pelatih Borneo FC
-
BRI Liga 1: Sempat Tertinggal, Arema FC Bangkit dan Hajar PSS Sleman 6-2
-
PSIM Yogyakarta Promosi, PSS Sleman Berjuang Keluar dari Zona Merah Liga 1
-
Sekolah Banyu Biru: Belajar Gratis Panen Air Hujan, Stop Beli Galon!
-
Mazola Junior Maklum saat Suporter Minta PSS Sleman Kalahkan Bali United
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Upaya Tekan Kasus Kemiskinan, Kulon Progo Luncurkan BPNT APBD 2025
-
Prabowo Bentuk Danantara, Tokoh Kritik Jokowi Jadi Dewas: 'Tuntut Diadili, Kok Jadi Pengawas?'
-
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
-
Sita Kursi dan Meja, Satpol PP Tertibkan PKL Bandel di Kotabaru Yogyakarta
-
Tak Perlu Panik Buying jelang Ramadan, Harga Pangan di Kulon Progo Terkendali