SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai ancang-ancang untuk membangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) mandiri.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Sri Restuti mengatakan, sebelumnya Pemkab Sleman berkeinginan untuk memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di wilayah Prambanan.
Hanya saja, rencana itu pupus, setelah adanya penolakan dari warga setempat tahun lalu.
"Nantinya TPST yang dikelola pemerintah, dilengkapi teknologi [pengolahan sampah]," ujarnya kepada SuaraJogja.id, Jumat (10/1/2020).
Baca Juga: Bekap Anak Majikan Pakai Wallpaper Tembok, Kejiwaan Noviana Diperiksa
Ia menambahkan, saat ini terhitung, Sleman memproduksi sampah sebanyak 700 ton per hari. Sebelumnya, diketahui jumlah produksi sampah harian Sleman mencapai 800 ton per hari.
Jumlah itu berkurang karena adanya standar perhitungan produksi sampah yang berbeda.
"Kalau sekarang, dasarnya dari survei langsung di masyarakat. Saat penyesuaian masterplan, terhitung tiap satu orang menghasilkan 0,65 kg sampah per hari," kata dia.
UPT berharap, TPST terwujud dan pada akhirnya sampah bisa terkelola maksimal, sehingga tidak menjadi masalah di masyarakat.
Sementara, Kepala Operasional dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu - Opak (BBWSSO) Sahril mengatakan, pihaknya sering kesulitan berhadapan dengan kebiasaan sejumlah warga Sleman yang kerap membuang sampah ke Selokan Mataram.
Baca Juga: Bawaslu Laporkan Wahyu Setiawan ke DKPP, Bisa Cepat Dipecat
"Masyarakat kita itu kalau lihat air ngalir, mereka langsung buang sampah. Jadi penyumbang sampah itu dari masyarakat sendiri, membuat air tercemar," ujarnya.
Sahril menambahkan, BBWSSO memiliki petugas yang menjaga di sejumlah titik Selokan Mataram. Mereka akan membersihkan sungai bila ada sampah yang dibuang warga ke sungai, termasuk membersihkan sampah yang tersangkut di beberapa titik saluran.
Namun, tak jarang masyarakat membuang sampah pada malam hari, sehingga, mengingat keterbatasan Sumber Daya Manusia, BBWSSO menambah upaya dengan mengedukasi masyarakat dan memasang papan larangan membuang sampah ke sungai.
"Banyak sampah ada di Selokan Mataram 2, terutama di wilayah Babarsari. Sampah biasanya banyak di jalur saluran yang ada di banyak permukiman. Kalau sedikit permukiman, biasanya jarang sampahnya," ujarnya.
Sejumlah sampah yang tersangkut di salah satu sisi Selokan Mataram 2, area Babarsari, Sleman, Jumat (10/1/2020). Sampah di selokan mataram nampak menumpuk, saat saluran dalam kondisi minim air atau kering. (kontributor/uli febriarni)
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
RK Mau Ubah Sampah di TPST Bantargebang Jadi Bongkahan, Bisa Jadi Pengganti Batako
-
PLN Kolaborasi dengan Pemda Banyumas Manfaatkan Sampah untuk Co-firing PLTU
-
Rayakan Idul Adha, Brantas Abipraya Salurkan 208 Hewan Qurban
-
Inflasi Sukses Ditekan, Pemkab Sleman Kantongi TPID Award
-
RDF Plant Beroperasi Komersil, Dua Perusahaan Semen Teken Kontrak Beli Hasil Olahan Pengganti Batu Bara
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali