SuaraJogja.id - Keresahan menghinggapi para peternak sapi di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman karena dugaan munculnya virus Theileria yang menyerang hewan ternak hingga mengakibatkan beberapa sapi mati.
"Di kandang kelompok ini sudah ada yang mati satu pada 13 Oktober 2019. Belum lama ini kami juga mendapat informasi dari petugas Puskeswan ada yang mati juga di peternakan lain," kata Pengurus Kelompok Ternak Mergo Andini Makmur, Desa Margokaton, Seyegan Mulyono di Sleman, Kamis (16/1/2020).
Mulyono mengatakan, ada juga beberapa sapi di peternakan lain di Seyegan yang dilaporkan mati beberapa bulan lalu.
"Di kandang kelompok ini memang baru satu sapi yang mati. Namun, virus Theileria ini membuat kami resah, karena membahayakan ternak sapi lainnya, sebab sifatnya yang mudah menular," ujar Mulyono.
Baca Juga: Minta DPR Tuntaskan Omnibus Law 100 Hari Kerja, Jokowi Bakal Beri 2 Jempol
Menurut keterangannya, hasil laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, Kulon Progo menyebutkan, dari 56 dari 62 sapi yang ada sudah terjangkit virus yang sama.
"Ini artinya di sini hampir 90 persen sapi sudah terjangkit. Dari total 62 sapi, ada 56 sapi yang sudah terjangkit virus Thailera," ungkap dia.
Ia menjelaskan, sapi yang terinveksi virus Thailera bisa berdampak pada penurunan berat badan, reproduksi, dan produksi susu.
"Bahkan kalau sudah akut bisa terjadi kencing darah dan mati, kalau sapi sedang bunting bisa keguguran juga," terangnya.
Mulyono berujar, virus Thailera yang menjangkit ternak sapi bisa jadi juga berasal dari peternak yang salah memberi makanan. Kondisi padi yang rusak, kata dia, serta adanya kotoran tikus di sawah, terkadang menjadi hal yang kurang diperhatikan oleh para peternak.
Baca Juga: Bingung Kebanyakan Duit, Nikita Mirzani Jadi Produser
"Seperti saat ini kondisi padi banyak yang rusak, banyak yang tidak sadar lalu diberikan untuk makan sapi seperti biasa. Selain itu dari kotoran tikus yang ada di sawah juga," tuturnya.
Mulyono mengungkapkan, yang paling membuat cemas para peternak adalah, Puskeswan maupun Dinas Peternakan tidak mempunyai vaksin atau obat untuk penyakit Theleria.
"Ini membuat para pemilik sapi harus iuran sebesar Rp90 ribu untuk satu botol obat yang akan dibeli secara online yang harganya sekitar Rp5,3 juta," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Heru Saptono, dilaporkan Antara, tidak membantah adanya temuan virus yang diduga Theleria di Seyegan.
"Kami baru melakukan tahapan uji lab dan belum mendapatkan laporan adanya ternak sapi yang mati. Baru suspect dan baru kami ujikan di BBVET Wates. Matinya belum tahu, tetapi memang ada sapi yang terindikasi," kata Heru.
Dugaan virus Theleria ini merupakan kasus yang kali pertama terjadi di Sleman, menurut Heru, sehingga belum ada ploting anggaran pembelian obat untuk jenis virus tersebut.
"Virus Theleria baru pertama kali di Sleman. Jadi belum ada anggaran untuk obat tersebut. Kami masih menunggu uji labnya, kalau positif Theleria, kami akan membicarakan anggaran," papar Heru.
Berita Terkait
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Dari Sekda ke Bupati: Harda Kiswaya dan Visi Sleman yang Maju dan Berkeadaban
-
Tantangan Terbuka Hokky Caraka untuk Wataru Endo: Saya Ingin Tahu!
-
Pecah Telur di Kandang Persis Solo, Danilo Alves Berharap Terbukanya Pesta Gol
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Menangi Derby Jateng, Persis Solo Semakin Merana
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
Terkini
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony