Laporan tersebut sebagai upaya agar masyarakat tidak menjual, apalagi mengonsumsi bangkai sapi atau kambing. Jika saja kambing atau sapi yang mati mendadak dikubur, kata dia, maka tidak terjadi kasus antraks di wilayah Gunungkidul untuk yang kali kedua.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Retno Widiastuti menuturkan, penyebab penyakit antraks adalah bakteri. Spora bakteri tersebut ada di dalam tubuh sapi atau hewan ternak lainnya yang terpapar. Jika masih di dalam tubuh hewan, maka spora bakteri antraks tersebut sifatnya jinak.
"Spora ini bertambah ganas ketika sapi tersebut disembelih dan spora ini bersinggungan langsung dengan udara bebas," terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya memang melarang hewan-hewan ternak yang sakit ataupun mati mendadak untuk disembelih karena spora bakterinya akan langsung menyebar dan bisa menular ke manusia. Jika langsung dikubur, maka spora tersebut masih ada di dalam tubuh sapi yang mati mendadak tersebut hingga lama-kelamaan ikut mati.
Baca Juga: Pemerintah: Sudah Pedulikah Terhadap Masalah Sampah Plastik?
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Harga Pangan Merangkak Naik, Beban Masyarakat Kecil Semakin Berat
-
Apakah Makan Daging Sapi Menyebabkan Darah Tinggi? Jangan Salah, Ini Faktanya!
-
10 Pantangan Setelah Makan Daging Sapi dan Kambing, Jangan Minum Es Teh!
-
Cara Memasak Rendang Daging Sapi Agar Cepat Empuk Metode 5-30-7, Dijamin Anti Alot!
-
Rahasia Terbongkar! Ini Cara Masak Rendang Sapi Biar Empuk Pakai Bumbu Jadi, Dijamin Anti Alot
Tag
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
Terkini
-
Dari Sumur Bor hingga Distribusi Pupuk, Harda-Danang Siapkan Jurus Atasi Krisis Pertanian di Sleman
-
Jagung dan Kacang Ludes, Petani Bantul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini