SuaraJogja.id - Junction atau titik pertemuan tiga jalur tol -- Yogyakarta-Solo, Yogyakarta-Bawen, Yogyakarta-Kulon Progo -- akan berlokasi di Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Krido Suprayitno mengatakan, walaupun di wilayah Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan terdapat simpang susun, junction yang ada di Tirtoadi ini memiliki perbedaan karena sekaligus merupakan titik pertemuan tiga jalur. Selain itu, bentuknya elevated (melayang).
"Adanya junction ini juga menjadi alasan kami, sosialisasi melompat dari Kecamatan Kalasan langsung ke Tirtoadi [Kecamatan Mlati], bukan ke Condongcatur [Kecamatan Depok]. Ada banyak lahan terdampak tol karena akan dibangun junction," ungkapnya, di sela sosialisasi pembangunan tol, di Balai Desa Tirtoadi, Selasa (28/1/2020).
Mengingat Tirtoadi menjadi titik pertemuan tiga jalur tol, maka Krido menila,i desa ini memiliki peranan penting dalam pembangunan tol.
Baca Juga: Promosikan Inklusi Sosial Lewat Bola Basket, SOIna Gelar LEOLYMPICS 2.0
Ada enam dusun yang akan terdampak dalam pembangunan tol di desa tersebut, dengan tahap sosialisasi dibagi menjadi tiga hari.
Secara keseluruhan, ada 561 bidang lahan sawah terdampak di Tirtoadi. Terdapat pula empat tanah kas desa yang terdampak, dengan total luasan sekitar 4 Hektare.
"Hari ini juga kami telah memasang peta definitif sebagai dasar kepemilikan tanah. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa memastikan mana saja tanah yang terdampak. Selanjutnya, pihak terkait bisa mempersiapkan berkas selama tiga minggu ke depan untuk melakukan konsultasi publik," tuturnya.
Adanya gambar definitif itu, kata Krido, akan menginformasikan bentuk desain sebenarnya dari tol Yogyakarta-Solo, Yogyakarta-Bawen tersebut, sehingga mematahkan informasi gambar desain tol yang pernah muncul dan beredar sebelumnya.
Hadir di lokasi yang sama, Kepala Desa Tirtoadi Sabari mengungkapkan, enam dusun di Tirtoadi yang terdampak tol yaitu Ketingan, Rajeg Lor, Kaweden, Gomblang, Janturan, dan Sanggrahan.
Baca Juga: Tiga Petinggi Sunda Empire Ditetapkan jadi Tersangka Oleh Polda Jabar
Total ada 838 bidang tanah terdampak, terdiri dari 561 bidang tanah dialokasikan untuk pembangunan tol Yogyakarta-Solo dan 277 bidang diperuntukkan bagi pembangunan tol Yogyakarta-Bawen.
"Dusun Sranggahan dan Janturan yang mayoritas terdampak butuh bedol desa, menuntut adanya relokasi. Namun, pemerintah hanya memberikan ganti untung dan menyerahkan sepenuhnya proses pemindahan kepada warga," tuturnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Jalan Tol Solo-Jogja Gratis Selama Libur Nataru, Cek Tanggalnya!
-
Lancarkan Arus Balik Lebaran 2024, Jalan Tol Jogja-Solo Beroperasi Satu Arah
-
Jalan Tol Solo-Jogja Dibuka Gratis! Catat Jadwal dan Akses Keluar-Masuk Selama Mudik Lebaran 2024
-
Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Exit Tol Bawen, 3 Orang Tewas
-
Nasib Kades Pepe Klaten: Rumah Dieksekusi Buat Proyek Tol, Cuma Diganti Rp1 M
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan