SuaraJogja.id - Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di sisi selatan Jalan Colombo dekat Simpang Lima Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memberi tawaran kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman supaya bisa berjualan di lokasi tersebut. Pihaknya menilai, masih ada sebagaian ruas yang bisa dimanfaatkan, sehingga keberadaan mereka tak mengganggu akses kendaraan.
Dengan begitu, puluhan PKL di sisi barat dan timur Simpang Lima UNY ini berharap bisa terbebas dari ancaman penggusuran, yang mulai muncul setelah APILL baru diaktifkan dan membuat akses kendaraan di Jalan Colombo terganggu jika PKL masih beroperasi di lokasi.
Seorang pedagang kacamata, Jumadi (45), menjelaskan bahwa keberadaannya bukan menjadi penyebab terganggunya akses jalan jika ada penataan lebih lanjut. Pihaknya mengatakan, para pedagang menawarkan sejumlah masukan untuk menjadi pertimbangan Pemkab setempat.
"Sebenarnya untuk parkir sudah tersedia di sisi utara jalan [Colombo]. Ketika akan membeli kacamata, mereka tinggal menyeberang saja. Nah, sebenarnya ada ruangan yang bisa dimanfaatkan pedagang, yakni selokan yang ada di belakang tempat kami jualan," kata Jumadi kepada wartawan, Rabu (29/1/2020).
Pihaknya menuturkan, tawaran untuk memanfaatkan selokan ini bakal diajukan dalam pertemuan bersama pemerintah dengan mengajak pihak kampus UNY dan para pedagang.
"Sebenarnya kami hanya meminta ruang dialog untuk menyelesaikan persoalan ini. Artinya, ada win-win solution antara pedagang dengan pemerintah," katanya.
Jumadi menjelaskan, selokan tersebut nantinya ditutup beton. Pihaknya juga bersedia mengeluarkan dana pribadi untuk menutup saluran serta bergeser 25 meter ke arah timur, menjauhi simpang lima UNY.
"Kami siap jika harus membersihkan selokan. Tidak semua selokan ditutup, nanti ada dua beton yang bisa diangkat untuk membersihkan saluran ini. Kami juga sudah menyiapkan gambar dan desain untuk pemanfaat ruang tersebut [selokan]," ungkapnya.
Seorang pedagang lain, Suryo, menuturkan bahwa solusi ini diharapkan menjadi pertimbangan pemerintah setempat. Sebab, jika harus tergusur dan berpindah ke lokasi jualan lain, pedagang khawatir barang dagangannya tidak laku.
Baca Juga: Sebut Kasus Jiwasraya karena Manajemen Lama, Erick Thohir: Itu Realita
"Setidaknya kami berusaha untuk bisa memberi solusi dan menjadi pertimbangan pemerintah. Lebar selokan lebih kurang dua meter. Pedagang kacamata juga tak butuh lokasi yang luas. Cukup satu meter untuk barang jualan, sisanya untuk akses jalan pembeli," tambah dia.
Hingga kini, pengajuan surat audiensi telah dilayangkan pedagang kepada Bupati Sleman Sri Purnomo. Pihaknya masih menunggu waktu untuk pertemuan membahas masa depan pedagang, yang sudah 20 tahun berjualan di Jalan Colombo.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman Mae Rusmi Suryaningsih mengungkapkan bahwa pihaknya juga menunggu pertemuan tersebut.
"Kami masih menunggu pertemuan untuk membahas persoalan ini. Namun, kami menegaskan, pedagang yang berjualan di luar kawasan selter dan pasar tradisional bukan ranah kami," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik