SuaraJogja.id - Sejumlah petani Kalasan mendesak pemerintah mengambil langkah tegas, untuk mengatasi sabotase pintu flushing grojogan selokan Mataram, di Dusun Sanggrahan, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto mengatakan petani lahan sawah di Tirtomartani, Purwomartani dan Tamanmartani sudah mengalami kesulitan air selama empat tahun belakangan. Hal itu terjadi karena sabotase pintu flushing atau grojokan selokan mataram, di Maguwoharjo tersebut.
Kondisi itu memaksa petani mendapatkan air dengan menggunakan pompa. Padahal satu kali pompa membutuhkan dana Rp150.000, sedikitnya petani membutuhkan 6x pompa untuk mengaliri lahan mereka.
"Kami sudah berjuang agar bisa menghidupi keluarga dan anak-anak kami. Beberapa waktu lalu sempat nyala tapi hanya tiga hari, mati lagi, sedangkan kalau teman-teman kami naik [mengecek pintu air], ada intimidasi kepada kami," tuturnya, di lokasi pengelasan pintu grojokan, Senin (3/2/2020).
Baca Juga: Driver Ojol Disabet Sajam, Begini Kronologi Dugaan Klitih di Gamping Sleman
Petani sempat melayangkan bentuk protes dengan cara audiensi di kantor BBWSSO, beberapa waktu lalu. Dan protes kembali dilakukan, untuk mengetahui sejauh apa perhatian pejabat terkait terhadap petani.
"Kami hanya minta air, tidak minta apa-apa. Tanah ada, bibit ada, SDM ada, tapi air tidak ada, percuma. Bagaimana kami menghidupi keluarga kami?," terangnya.
Janu menambahkan, akibat kurangnya pasokan air dari selokan mataram, petani tak bisa menanam padi dan tak memiliki penghadilan. Mengingat menjadi petani adalah satu-satunya sumber penghasilan mereka.
"Kalau begini situasinya, akan cepat sekali terjadi alih fungsi lahan. Luas lahan terdampak [macetnya pasokan air] selokan mataram sekitar 241 Hektare," ungkapnya.
Tak berhenti di sana, forum petani juga menyoroti adanya lima pipa sambungan milik petani ikan, yang dipasang untuk menyabotase air selokan mataram selama ini.
Baca Juga: Muka Driver Ojol Disabet Pedang di Sleman, Diduga Korban Klitih
"Kami minta pipa di Sombomerten juga ditutup. Kalau air saja tidak ada, kami gagal panen. Kalau ini tidak selesai, kami mau wadul Sultan (Sri Sultan Hamengku Buwono X). Semoga Sultan bisa menerima kami," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah petani mengadu ke kantor Balai Besar WWSSO, Kamis (9/1/2020). Mereka keluhkan tak adanya debit air yang cukup untuk mengairi sawah mereka, sejak beberapa tahun belakangan.
Akibat minimnya debit air bagi lahan pertanian, petani hanya bisa gigit jari, karena tak bisa menanam padi sesuai jadwal masa tanam. Mereka yang biasanya bisa menanam padi dua sampai tiga kali tanam dalam setahun, kini hanya bisa satu kali.
"Padahal di sana tanahnya subur, tapi walau begitu, ada pupuk ada teknologi kalau tidak air, kami bisa apa? Yang ada kami bukannya untung malah buntung," kata Janu, kala itu.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Heru Saptono menyebut, penutupan dan pengelasan grojokan Sanggrahan bukan satu-satunya cara yang ditempuh, sebagai refungsionalisasi selokan mataram, agar mengalir sesuai ketentuan. Melainkan juga menutup pipa yang dipasang ilegal oleh petani ikan, di Sombomerten.
"Ada lima pipa akan kami tutup. Sedikitnya tercatat ada 5 kelompok petani ikan mengambil manfaat dari aliran selokan mataram, di titik ini ya," ucapnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
-
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Balikpapan: Bukan Masa yang Tenang
Terkini
-
Jual Beli Anak di Kulon Progo Terbongkar, Orang Tua Bayi Tak Ditahan, Ini Penjelasannya
-
Bayi Dijual Rp25 Juta, Polisi Ringkus 4 Tersangka Jual Beli Anak di Kulon Progo
-
Besok Nyoblos, Sultan HB X dan Keluarga Pilih di TPS Keraton Jogja
-
Video Asusila Mirip Anggota DPRD Gunungkidul Tersebar, Begini Respon Ketua DPRD
-
Sidak Pasar Jelang Nataru, Mendag: Harga Minyakita Akan Normal Pekan Ini