SuaraJogja.id - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman meminta masyarakat yang mengonsumsi daging babi untuk tak resah dengan penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika. Virus yang berasal dari Family Asfarviriade itu tak menular kepada manusia.
Sebelumnya diberitakan, ratusan babi yang hidup di Bali dan Sumatera Utara mendadak mati. Kasus kematian babi tersebut diketahui terjangkit virus ASF atau flu babi Afrika.
DP3 Sleman meminta masyarakat untuk tetap tenang terhadap sebaran virus tersebut. Meski di Yogyakarta belum ditemukan kasus serupa, masyarakat tak perlu takut lantaran virus hanya menular terhadap sesama hewan babi.
"ASF yang terdapat pada babi itu tidak menular kepada manusia. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir. Di Sleman sendiri juga belum ditemui kasus tersebut," kata fungsional di DP3 Sleman, Wisnu Sutomo saat ditemui di kantor DP3 Sleman, Rabu (12/2/2020).
Pihaknya menjelaskan bahwa virus tersebut sudah menyebar di Indonesia antara lain di Sumatera Utara dan Bali. Faktor resikonya disebabkan oleh makanan babi yang diambil dari sisa-sisa makanan hotel (Swelling Food).
"Jadi ada makanan Swelling Food yang terdiri dari daging sapi dan sosis babi serta makanan sisa lain. Itu yang saat ini menjadi faktor utamanya," jelas Wisnu.
DP3 Sleman memang tidak bisa menghentikan peredaran pakan babi dari Swelling Food. Namun, kata Wisnu pihaknya hanya bisa menyarankan kepada peternak untuk memasak makanan sisa tersebut.
"Jika dimasak risiko babi terjangkit penyakit bisa lebih kecil. Kami hanya bisa mengimbau kepada peternak untuk lebih steril menjaga kondisi hewan ternaknya," kata dia.
Kepala DP3, Heru Saptono menerangkan hingga kini belum menemukan babi yang mati karena virus ASF. Kendati begitu pihaknya menekankan kepada pedagang untuk memperhatikan kebersihan kandang dan babi.
Baca Juga: Resmi, Bali United Lepas Irfan Bachdim ke PSS Sleman
"Dari beberapa Puskeswan belum ada laporan yang menemukan kasus ASF atau flu babi Afrika di Sleman. Kondisi tersebut lantaran hewan ternak babi di Sleman masih sedikit, sehingga (penyebaran) tidak masif. Kami menekankan untuk memperhatikan kandang babi dengan pemberian desinfektan serta vaksin," ungkap Heru
Pihaknya menjelaskan bahwa ada tiga kelompok peternak babi yang cukup eksis di Bumi Sembada. Sentra ternak tersebut berada du Dusun Mejing dan Gancahan.
"Yang eksis ada tiga kelompok. Satu kelompok biasanya terdiri dari 10-15 peternak. Jika berbicara jumlah babi di Sleman masih berkisar 10-15 ribu ekor," kata dia.
Hingga saat ini obat untuk virus ASF atau flu babi Afrika belum ditemukan. Kendati demikian DP3 Sleman tengah berupaya mencari vaksin untuk menangkal babi ketika memang sampai menyebar di wilayah Sleman.
"Harapannya memang tak menyebar sampai sini. Namun dari pihak UPT (peternakan) dan pemerintah berupaya menyiapkan vaksin untuk menangkal virus yang menyerang kondisi ternak babi itu," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Hentikan Pemburu Rente, Guru Besar UGM Nilai Program MBG Lebih Aman Jika Dijalankan Kantin Sekolah
-
Satu Kampung Satu Bidan, Strategi Pemkot Yogyakarta Kawal Kesehatan Warga dari Lahir hingga Lansia
-
Malioboro Jadi Panggung Rakyat: Car Free Day 24 Jam Bakal Warnai Ulang Tahun ke-269 Kota Jogja
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan