SuaraJogja.id - Pemilihan kepala desa (Pilkades) di Kabupaten Sleman pada 29 Maret mendatang diwarnai persaingan antar-calon yang memiliki hubungan emosional, bahkan darah. Suami-istri, ayah-anak, hingga kakak-adik saling bersaing dalam Pilkades Sleman nanti.
Misalnya, Pilkades di Desa Sidoagung, Godean kakak beradik maju bersaing memperebutkan kursi nomor satu. Keduanya masing-masing Edy Utomo (petahana), warga Gentingan Sidoagung, dan Titi Sukatini, warga Tumut Moyudan.
Berbeda dari Sidoagung, di Margoluwih, Seyegan, suami-istri juga menjadi kandidat untuk bersaing pada Pilkades. Mantan Kades Margoluwih Sunaryo akan menghadapi istrinya Supriyati untuk meraih suara warga.
Sementara di Kepuharjo, Cangkringan, Animo Fajar Nugroho, putra dari mantan Kades Kepuharjo Heri Suprapto, siap bersaing memperebutkan jabatan Kades. Terkait hal tersebut, Heri mempersilakan putranya untuk maju bersaing pada Pilkades Maret mendatang.
Baca Juga: Pengusul RUU Istri Wajib Urus Rumah: Jangan Dianggap Diskriminasi Gender!
Meskipun sebelumnya tidak sampai terpikirkan anaknya ikut maju, tetapi Heri menyerahkan sepenuhnya kepada warga.
"Ning yen kulo pengin gantos sing enom, [tapi kalau saya pengin ganti yang muda]" katanya kepada HarianJogja.com, Rabu (19/2/2020).
Persaingan Pilkades yang melibatkan hubungan keluarga tersebut diakui oleh Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Aparatur Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sleman Agung Endarto. Menurut Agung, dari sekitar 147 calon kepala desa yang mendaftar, ada beberapa kandidat yang lawannya justru berasal dari keluarganya sendiri.
"Hal itu tidak masalah. Sebab, syarat minimal calon diperbolehkan dua orang. Jika syarat tersebut dapat dipenuhi, maka Pilkades bisa dilaksanakan," kata Agung.
Sebaliknya, kalau hanya terdapat satu kandidat yang mendaftar, maka sesuai ketentuan panitia, Pilkades harus memperpanjang masa pendaftaran. Beruntung, kata dia, seluruh desa yang menggelar Pilkades tahun ini memenuhi syarat minimal pendaftaran calon. Total terdapat 19 desa yang jumlah pendaftarnya hanya dua kandidat.
Baca Juga: Fakta di Balik Viral Polisi Berjaket Ojol Cekcok dengan Pemotor Ugal-ugalan
"Ini sangat riskan. Kalau ada yang menarik pencalonan atau tidak lolos seleksi administrasi, maka pelaksanaan Pilkades bisa ditunda tahun depan sebab tidak boleh ada kandidat yang melawan kotak kosong," tutur Agung.
Berita Terkait
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Berkas Pagar Laut Tangerang Dikembalikan, Ini Alasan Bareskrim Tak Masukan Pasal Tipikor
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan