SuaraJogja.id - Ka Kwarda Gerakan Pramuka DIY GKR Mangkubumi menyatakan duka cita dan kesedihan mendalam atas bencana laka susur Sungai Sempor yang menimpa ratusan siswa/i SMP 1 Turi Sleman.
Dalam jumpa pers di SMPN 1 Turi, Mangkubumi menyebut, sebetulnya Kwarda telah meminta para pembina di setiap gugus depan, apabila mengadakan kegiatan di luar sekolah, mereka harus memberi informasi kepada kepala sekolah agar kegiatan sekolah dan kepramukaan yang berbasis pada sekolah, sehingga seluruh pihak terkait bisa saling mengetahui.
"Kejadian SMPN 1 Turi ini moga yang terakhir, dan penanda kegiatan kepramukaan tidak terintegrasi dan tidak terkoordinasi dengan sekolah," kata dia dalam jumpa pers, Sabtu (22/2/2020).
Ia menambahkan, akan meninjau kembali kegiatan gugus depan (Gudep). Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan Gudep juga merupakan kegiatan sekolah, sehingga kegiatan di dalam dan luar sekolah harus diketahui sekolah.
"Tanggung jawab ada di Gudep itu sendiri. Sesegera mungkin kami akan undang pimpinan dan pelatih, dan akan memberi edukasi kebencanaan, pencegah kebencanaan, maupun hal yang terkait seperti ini agar pembina lebih berhati-hati dalam memilih kegiatan untuk outdoor. Sebelum berkegiatan harus ketahui plus minus dan risiko yang ada," ungkapnya.
Ia juga mengkritisi kondisi keberadaan pembina pramuka dalam kegiatan susur sungai yang diselenggarakan oleh Gudep SMPN 1 Turi.
"Ini pendamping hanya 7, padahal pesertanya ada 200 lebih, sehingga tidak dapat optimal dalam mengurangi risiko apa pun itu yang akan terjadi," kata dia.
Menurut GKR Mangkubumi, seluruh pendamping telah memiliki sertifikasi keterampilan. Namun, semua terkait pembina masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.
Ia memastikan, ada sanksi yang dikeluarkan oleh dewan kehormatan Pramuka. Semua hasil pemeriksaan kepolisian akan masuk ke Pramuka dan menindaklanjuti.
Baca Juga: Update Virus Corona Covid-19: 2.360 Orang Meninggal, 77.816 Terinfeksi
"Ini mungkin agenda rutin, tapi kali ini para pendamping lupa bahwa ini musim hujan yang agak lebat. Dan lagi, ini agak terlewat, kegiatan besar/kecil harus koordinasi dengan kepala sekolah," ucapnya.
Kepala SMPN 1 Turi Tutik Nurdiana membenarkan bahwa kegiatan susur sungai merupakan program rutin pramuka sekolah.
Terlebih lagi, pihak sekolah menilai anak-anak yang menjadi peserta susur sungai merupakan penduduk Turi dan familiar dengan lingkungan Turi.
"Saya di sini kepsek baru, program itu adalah melanjutkan program lama. Jujur saya tidak mengetahui program susur sungai itu. Mereka tidak matur. Anak Turi saya pikir biasa," kata dia.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
-
Angka Kemiskinan Turun di Bawah 9%, Menkeu: Pertama Kali dalam Sejarah
Terkini
-
Waspada Warga Jogja! Proyek Tol Jogja-Solo Masuki Ring Road Utara, Pemasangan Girder Dimulai
-
Protes Kenaikan Tunjangan, Aktivis Jogja Kirim Korek Kuping dan Penghapus ke DPR RI
-
Sleman Diterjang Cuaca Ekstrem: Joglo Rata dengan Tanah, Kerugian Ratusan Juta!
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima