Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 28 Februari 2020 | 14:31 WIB
Petugas BKSDA dan tim Resort Konservasi Kulon Progo tengah melakukan tindakan nekropsi pada hiu paus yang terdampar dan mati di pantai Congot, Kulon Progo, Jumat (28/2/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Petugas BKSDA dan tim Resort Konservasi Kulon Progo tengah melakukan tindakan nekropsi pada hiu paus yang terdampar dan mati di pantai Congot, Kulon Progo, Jumat (28/2/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Petugas BKSDA dan tim Resort Konservasi Kulon Progo tengah melakukan tindakan nekropsi pada hiu paus yang terdampar dan mati di pantai Congot, Kulon Progo, Jumat (28/2/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Petugas BKSDA dan tim Resort Konservasi Kulon Progo tengah melakukan tindakan nekropsi pada hiu paus yang terdampar dan mati di pantai Congot, Kulon Progo, Jumat (28/2/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Petugas BKSDA dan tim Resort Konservasi Kulon Progo tengah melakukan tindakan nekropsi pada hiu paus yang terdampar dan mati di pantai Congot, Kulon Progo, Jumat (28/2/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Petugas BKSDA dan tim Resort Konservasi Kulon Progo tengah melakukan tindakan nekropsi pada hiu paus yang terdampar dan mati di pantai Congot, Kulon Progo, Jumat (28/2/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Selain mungkin karena sudah sakit sebelumnya sehingga mengakibatkan hiu paus ini terpisah dari kelompoknya. Gelombang tinggi juga diyakini yang membawa hiu paus ini ke tepi sampai akhirnya mati.

Untuk mengantisipasi terjadinya zoonosis atau penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan ke manusia atau sebaliknya. Bangkai hiu paus tersebut rencananya akan langsung dikubur.

Load More