SuaraJogja.id - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sleman, Selasa (3/3/2020), menyebabkan naiknya debit air di sejumlah sungai di wilayah setempat. Dampaknya, belasan rumah terendam dan jembatan ambrol.
Diungkapkan oleh anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Sleman, Yulianto, hujan yang turun pada Selasa malam berdampak cukup besar ke beberapa titik di Sleman.
Dari pantauan tim, terdata 11 unit rumah di Perumahan Sendangadi Permai, Mlati terendam air setinggi lutut orang dewasa. Selain itu, talut setinggi dua meter retak di Gemawang, Sinduadi, mengancam musala yang ada di bawahnya, karena talut hanya berjarak 1,5 meter dari dinding musala tersebut.
"Untuk rumah terendam, kami sudah membersihkan area rumah yang kotor karena sisa air banjir," ujarnya, ditemui SuaraJogja.id di lokasi jembatan ambrol, Perumahan Jombor, Sinduadi, Mlati, Rabu (4/3/2020).
Dampak lainnya, di area RT 6 RW 14, Gentan, Ngaglik ada dua unit mobil hanyut terbawa aliran air yang berada di jalan, menuju sungai. Mobil yang hanyut berjenis sedan hitam dan minibus putih.
"Mobil yang berwarna putih sudah bisa dievakuasi semalam. Sedangkan yang sedan hingga pukul 22.00 WIB tadi malam belum ditemukan," paparnya.
Yuli juga menyebut perihal jembatan ambrol, yang merupakan penghubung perumahan Jombor dengan Jalan Magelang. Ia menyatakan, pascapendataan, langkah berikutnya BPBD akan melakukan asessment dan laporan.
"Selanjutnya, BPBD berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk penanganan selanjutnya," kata dia.
Warga Perumahan Jombor, Antonius, menjelaskan, ambrolnya jembatan yang berada di Jalan Majapahit Blok IV itu baru kali pertama terjadi. Jembatan ambrol semalam setelah diguyur hujan deras sekitar pukul 19.30 WIB.
Baca Juga: Catatkan Rangking Tertinggi Sepanjang Karier, Anthony Belum Puas
Melihat kejadian itu, warga sigap menutup jalan menggunakan lembaran seng dan batang bambu. Langkah itu sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan, bila ada kendaraan bermotor melintas di jembatan itu.
"Jembatan ini milik warga, dibangun oleh pengembang perumahan. Untuk penanganan, sepertinya akan diurus pihak berwenang," ujarnya di ujung jembatan.
Ante --panggilannya-- menyebut jembatan sepanjang sekira 100 meter itu, selama ini menjadi jalan alternatif warga agar memotong jarak tempuh ke pasar dan sejumlah tempat lainnya, termasuk ke Jalan Magelang.
"Tapi sering juga dipakai banyak orang atau umum, untuk jalan cepat ke Jalan Magelang dan sejumlah tempat lainnya," ucapnya.
Pagi hingga siang ini, masih ada sejumlah orang yang berniat melewati jembatan tersebut, baik dari arah tepian Jalan Magelang menuju perumahan atau sebaliknya. Melihat jembatan ditutup, mereka selanjutnya berbalik arah dan tidak jadi melewati jembatan tersebut.
Tanda peringatan ditutupnya jembatan nampak dari adanya beberapa batang bambu beserta pita 'berwarna hitam kuning' dipasang di sebelah barat jembatan. Sedangkan di sebelah timur, jalan perumahan ditutup setengah badan jalan, menggunakan sebuah portal portabel dan marka tanda panah.
Berita Terkait
-
Sleman Hujan Deras, Polsek Ngaglik Tergenang Hingga Gerus Jembatan Jombor
-
Suaranya Mirip Hujan Lebat, Ending Video Ini Tak Terduga
-
Santuy, Perempuan Ini Asyik Main Ponsel Meski di Bawah Hujan Deras
-
Beres-beres Setelah Air Surut, Warga Duta Indah Bekasi: Ini Banjir Terparah
-
Jakarta Dikepung Banjir, Anies Panik hingga Batalkan Semua Rapat
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Warga Jogja Wajib Tahu! Ini Daftar Wilayah Rawan Banjir dan Longsor saat Musim Hujan
-
Krisis Lahan Kuburan, Yogyakarta Darurat Makam Tumpang: 1 Liang Lahat untuk Banyak Jenazah?
-
Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
-
Peringatan Keras BMKG: Jangan Dekati Pantai Selatan Jogja, Ombak Ganas 4 Meter Mengintai!
-
Waspada Bencana Hidrometeorologi! Cuaca Ekstrem Intai Yogyakarta Hingga November