Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 16 Maret 2020 | 18:42 WIB
Alat berat dikerahkan untuk membantu membuang tanah di lokasi longsor di Dusun Sabrang Kidul, Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Senin (16/3/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Pergerakan tanah masih terus terjadi setelah longsor melanda bukit setinggi 30 meter yang berlokasi di Dusun Sabrang Kidul, Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo pada Jumat (6/3/2020) lalu. Warga untuk sementara waktu masih tetap mengungsi jika terjadi hujan.

Meskipun sudah tidak ada hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir, pergerakan atau retakan tanah di daerah sekitar longsor masih terus terjadi. Terdapat sekitar 2 meter tanah yang sudah turun lagi di atas sebelah utara titik longsor dan 2 meter retakan yang mendekati rumah warga.

"Pengungsi tetap beraktivitas seperti biasa jika kondisi cerah seperti ini. Namun jika hujan, mengungsi. Pak Santoso masih bisa beraktivitas di rumah, sedangkan kalau yang Pak Joko sekeluarga rumahnya memang sudah tidak bisa dihuni karena jebol," kata Kepala Dusun Sabrang Kidul Parsuki, Senin (16/3/2020).

Ia menuturkan bahwa terkait dengan relokasi sendiri, ia belum bisa memastikan rencana tersebut. Setelah jalan lingkungan dibedah, kata dia, nanti akan diteliti lagi oleh pihak berwenang. Saat ini, menurut keterangan Parsuki, meski belum pasti, tetapi persiapan untuk relokasi telah dilakukan.

Baca Juga: Hoaks, Abaikan Saran Tahan Napas 10 Detik untuk Cek Virus Corona

Hingga saat ini data pengungsi masih sama seperti sebelumnya. Ada tiga KK yang harus mengungsi, masing-masing adalah keluarga Joko Yuwono (4 jiwa), Santoso (3 jiwa), dan Suparlan (4 jiwa). Tidak terdapat kebutuhan yang mendesak terkait pengusi sendiri.

Pihak pedukuhan mengharapkan bantuan lebih untuk mengatasi kejadian ini. Sampai saat ini sudah ada satu alat berat dan satu truk yang dikerahkan untuk meratakan serta membuang tanah longsor tersebut.

"Kalau pedukuhan kita karena memang saking besarnya dan banyaknya material longsor, justru kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali ikut mengamankan sekitar, seperti barang-barang atau mungkin kegiatan masyarakat saat membersihkan lokasi sekitar setelah dikerjakan. Kalau yang lainnya tidak bisa. Kita mencoba membuang tanah yang di bawah, kan harapan pemerintah mau digunakan untuk relokasi rumah Pak Joko, tapi ternyata satu truk yang dikerjakan 25 orang masih kewalahan, jadi kita minta bantuan lagi untuk alat berat supaya bisa meratakan tanah. Kalau masyarakat saja rasanya tidak mampu," imbuhnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo masih menunggu hasil kajian Fakultas Geologi UGM terkait kondisi tanah perbukitan di Dusun Sabrang Kidul,yang longsor beberapa waktu lalu.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo Hepy Eko Nugroho mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil penelitian untuk tindak lanjut yang harus dilakukan.

Baca Juga: Fatwa MUI soal Corona COVID-19: Setop Sementara Salat Jumat

"Tim dari UGM sudah survei lokasi dari 12 Maret, tapi masih proses olah data," ujar Hepy, Senin.

Hasil kajian tersebut nantinya menjadi landasan BPBD Kulon Progo untuk menentukan langkah selanjutnya. Ada dua opsi yang mungkin dilakukan. Pertama, merelokasi tempat tinggal warga yang masuk zona merah atau kawasan paling rawan terancam longsor, dan opsi kedua, membenahi kondisi lahan yang longsor.

Load More