SuaraJogja.id - Sebagai kantong pemudik Pemerintah kabupaten Gunungkidul telah menyiapkan posko-posko skrining yang tersebar di beberapa wilayah, 2 diantaranya merupakan posko induk. Posko-posko tersebut nantinya akan digunakan untuk menyaring perantau yang mudik ke wilayah Gunungkidul.
Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi menuturkan berkaitan dengan merebaknya wabah virus corona, maka pihaknya mengimbau kepada seluruh koordinator kecamatan Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) yang ada di perantauan untuk menginforasikan kepada anggotanya agar menunda terlebih dahulu keinginan mereka balik ke wilayah Gunung Kidul.
Sebenarnya, lanjut Immawan, mudik adalah sesuatu yang baik karena dapat meningkatkan tali silaturahmi. Hanya saja untuk situasi saat ini di mana virus corona merebak dengan kian cepat maka mudik tersebut akan dinilai berbahaya. Sebab akan memperbesar potensi penyebaran di wilayah lainnya.
"Kita himbau kepada semua koordinator untuk menyampaikan harapan dari pemerintah Kabupaten Gunungkidul," ujar Immawan saat teleconference bersama awak media, Jum'at (27/3/2020).
Kendati demikian, jika warga perantauan sudah tidak bisa menunda kepulangannya ke Kabupaten Gunungkidul, maka pemerintah telah menyiapkan langkah antisipatif. Setidaknya akan ada 9 posko kecil-kecil yang disiapkan di beberapa titik pintu masuk Kabupaten Gunungkidul. Untuk 2 posko besar yang disiapkan yaitu di Tahura serta di Terminal Semin.
Di posko-posko tersebut nanti para pemudik akan di skrining terlebih dahulu terkait dengan kesehatan mereka. Hal yang pertama dilakukan adalah penyemprotan disinfektan kemudian pengukuran suhu tubuh serta pendataan berkaitan dengan identitas mereka baik asal perantauan ataupun juga keluarga yang didatangi serta nomor telepon masing-masing.
" itu protokol baku yang akan kita terapkan untuk para pemudik," tambahnya.
Kepada para pemudik, pihaknya mengimbau untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Diharapkan selama 14 hari, mereka tidak keluar dari rumah dan tidak berinteraksi langsung dengan tetangga kanan kirinya. Jika sudah melebihi 14 hari maka baru diperkenankan untuk berinteraksi.
Beberapa posko skrining memang telah mulai beroperasi pada hari Kamis 26 Maret 2020 kemarin dan dinamikanya sangat berbeda. Di Kecamatan Saptosari misalnya, dalam sehari kemarin sudah tercatat ada 332 orang yang melakukan skrining. Sementara di kecamatan lain hanya 200an dalam satu minggu.
Baca Juga: Satu Lagi PDP Asal Gunungkidul Dilaporkan Meninggal Dunia
"Memang sangat berbeda antara posko satu dengan lainnya untuk tingkat partisipasinya," terangnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Tidak Social Distancing, Dipenjara 6 Bulan atau Denda Rp 113 Juta
-
Nekat Gelar Hajatan Nikah saat Corona, Tamu-tamu yang Datang Malah Polisi
-
Khawatir Penularan Corona, Ivan Gunawan dan Rossa Bagikan Hand Sanitizer
-
Lockdown, Wong Tegal di Jakarta: Pengin Pulang Tapi Kondisinya Begini
-
Bayi di Purbalingga Posiitif Corona Habis Ikut Nenek Kondangan di Jakarta
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
-
Onitsuka Tiger Buatan Jepang vs Indonesia: Apa Sih Bedanya? Ini Ulasannya
-
Fenomena Rohana dan Rojali Sampai Kuping Bos OJK
-
PSSI-nya Wales Raup Untung Rp648 Miliar Meski Prestasi Timnas Berantakan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
Terkini
-
Siap-Siap! Akses ke Pantai Selatan Bantul Berubah Total: Pemindahan TPR, Titik Baru, Hingga TPR Darurat
-
Viral! Karcis Parkir 'Malioboro Rp50.000' Bikin Heboh, 2 Orang Diamankan Polisi
-
DIY Genjot Koperasi: Mampukah Yogyakarta Atasi Tantangan Pengurus 'Gaptek' Sebelum 2025?
-
Tol Jogja-Solo Seksi 2: Sudah 63 Persen Tapi Kok Mandek? Ternyata Gara-Gara Ini...
-
PSS dan PSBS Oke, PSIM? Pemkab Sleman Buka-bukaan Soal Nasib Stadion Maguwoharjo