SuaraJogja.id - Pengajar sekaligus Kriminolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai tindak kriminalitas yang berpotensi muncul di tengah wabah COVID-19.
"Waspada saat berada di tempat yang sepi. Jangan meninggalkan barang berharga di tempat yang akan ditinggalkan selama 'work from home'," kata Suprapto saat dihubungi, di Yogyakarta, Senin (6/4/2020).
Suprapto mengatakan, wabah COVID-19 tidak menjamin para pelaku kejahatan untuk tidak melakukan aksinya. Dengan keadaan lingkungan yang sepi, justru menjadi sasaran pelaku kejahatan.
"Selain disebabkan oleh semakin banyaknya tempat-tempat yang sepi dan kurang pengawasan, juga akan memunculkan pelaku-pelaku kejahatan spontan karena pendapatannya berkurang atau bahkan terhenti, sementara kebutuhan tetap harus dipenuhi," ujarnya, melansir dari Antara.
Ia menyampaikan, sejumlah tempat yang berpotensi menjadi sasaran pelaku kejahatan, di antaranya gedung dan fasilitas perkantoran, ruko yang tidak memiliki satpam, rumah makan yang hanya melayani makan dibawa pulang, ruas jalan yang sepi, dan sarana transportasi yang berpenumpang terbatas.
Selain itu, ia juga berpesan kepada pemilik tempat atau spot kerja yang sepi karena para pegawai, pekerja, dan pengunjung lebih banyak tinggal di rumah.
Ia juga menyarankan kepada masyarakat agar memberikan pengamanan lebih kepada barang atau lokasi usaha apabila sedang ditinggalkan atau WFH.
"Simpan dan selalu bawa nomor kontak darurat penting di saat mendapatkan marabahaya," kata dosen Departemen Sosiologi UGM ini.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto mencatat adanya penurunan angka kriminalitas di wilayah hukum setempat, khususnya setelah ditetapkan masa tanggap darurat bencana COVID-19 sejak 20 Maret 2020.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Potong Rambut di Rumah, Netizen Salah Fokus ke Jemuran
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Polda DIY, jumlah angka kejahatan mulai 10 hingga 20 Maret tercatat 231 kasus. Sedangkan, setelah tanggal 20 Maret hingga 31 Maret 2020 angkanya turun menjadi 104 kasus.
Terjadi penurunan kejahatan atau penurunan laporan polisi yang masuk ke Polda DIY maupun ke Polres," kata Yuliyanto.
Berita Terkait
-
Audi Marissa Menikah Setelah Corona Selesai
-
Peduli Wabah Corona, Audi Marissa Bikin 2 Penggalangan Dana Sekaligus
-
Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira: Ada Perppu, Artinya Krisis Cukup Gawat
-
Tetap Jualan Kala Wabah, Nenek Usia 88 Tahun: Nyuwun Slamet Maring Gusti
-
Senin Besok Pasar Tanah Abang Kembali Buka, di Tengah Wabah Corona
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Ulah Polos Siswa Bikin Dapur SPPG Heboh: Pesanan Khusus Lengkap dengan Uang Rp3.000 di Ompreng!
-
Numpang Tidur Berujung Penjara: Pria Ini Gasak Hp Teman Kos di Sleman
-
Waduh! Terindikasi untuk Judol, Bansos 7.001 Warga Jogja Dihentikan Sementara
-
Dijebak Kerja ke Kamboja: Pemuda Kulon Progo Lolos dari Sindikat Penipuan hingga Kabur Lewat Danau
-
Banding Kasus TKD Maguwoharjo: Jogoboyo Edi Suharjono Lawan Vonis Berat