SuaraJogja.id - Mengakrabi jenazah tampaknya jadi pilihan jalan sunyi bagi Dokter Forensik RSUP Dr Sardjito, Lipur Riyantiningtyas.
Meski begitu sebagai garda terdepan menghadapi pandemi virus corona, ketika awal menangani jenazah PDP maupun positif corona sempat membuatnya bergidik. Mengingat riwayat virus itu telah banyak merenggut nyawa termasuk para tenaga medis.
"Takut sih di awal sempat ada, tapi kami coba berusaha tenang ketika menangani jenazah. Mereka kan juga sudah dilakukan tindakan sesuai SOP sebelum sampai ke tempat pemulasaran," ujarnya, kepada SuaraJogja.id, belum lama ini.
Ia mengakui, ada sebuah perasaan yang tak bisa terungkapkan ketika melihat ada sejumlah kematian pasien yang berstatus terinfeksi virus corona. Apalagi beberapa hari terakhir, jumlahnya terus bertambah.
Ia menyebut tenaga medis sepertinya merupakan sosok yang paling rentan terpapar virus corona. Oleh karenanya menjaga kondisi fisik adalah hal pokok yang patut diperhatikan selama menjalankan tugas.
"Virus itu enggak ada obatnya selain dari imunitas kita. Jadi imunitas yang harus kami jaga, makan yang cukup, kebetulan kami juga dapat support dari rumah sakit, vitamin, kadang dapat extra fooding juga ya," ucapnya.
Selain fisik, hal lain yang juga patut diperhatikan yakni saling support serta tak boleh lengah untuk mejaga kondisi hati.
"Sebab saat kita galau, imunitas kita juga akan ikut turun. Oleh karenanya selain harus menjaga fisik kami juga harus benar-benar menjaga suasana hati," ucapnya.
Lalu bagaimana agar suasana hati tetap terjaga di tengah wabah seperti ini? Salah satu caranya yakni ketika tidak sedang bertugas ya 'ngobrol'.
Baca Juga: APD Terbatas, Tim Rehabilitasi Medis Sardjito Buat Sendiri di Kala Senggang
"Kami berusaha ngobrol tentang apapun, terutama soal kabar yang masif berseliweran di media sosial. Jangan sampai dapat atau baca berita yang tak benar. Saya sampaikan ke staff juga, unggah saja ke grup nanti dicarikan info yang benar seperti apa, kami juga ngikutin perkembangan dari Kemenkes," ujarnya.
Selama wawancara, Lipur tak henti-hentinya tertawa dan menertawakan kelelahannya sendiri bersama tim. Karena yang pasti, hal terpenting dilakukan adalah semua tim medis di rumah sakit saling menguatkan walau sekadar lewat grup WhatsApp.
"Jadi hanya ngobrol lewat itu, video call juga untuk teman yang ada di depan. Kami saling menguatkan. 'Yuk, gojek (bercanda) juga, ayo jam 9.00 WIB ini, dede dede (berjemur berjemur), saling gitu kan," suara tawa Lipur kembali tersalin di telinga.
Kala ditanya pengalaman apa yang paling menyentuh sisi emosinya selama menangani jenazah yang terpapar virus corona, Lipur seketika terkenang kepergian guru besar sekaligus dosennya di UGM, Prof Iwan Dwiprahasto, belum lama ini.
"Mungkin itu ya, selebihnya tidak terlalu. Mungkin karena sudah sering ya melihat seperti itu. Hidup saya kan di antara orang yang menangis, lebih sedih sebetulnya, karena lebih sering melihat orang sedih," ungkap Lipur, seraya berkelakar.
Bagi Lipur, sebenarnya yang membuat ia tegar secara pribadi adalah dukungan keluarga.
Berita Terkait
-
Gugur Lawan Corona, BNPB Minta Dokter Gigi dan THT Tak Buka Praktik Dulu
-
BNPB Bakal Laporkan Penyalahgunaan APD Tenaga Medis ke Polri
-
Muncul Bakso Virus Corona di Surabaya, Cara Bertahan Digempur COVID-19
-
Tak Mau Pakai Masker, Polisi Filipina Tembak Mati Lansia 63 Tahun
-
18 Orang Tak Patuh PSBB Ditangkap, Hinca: Tindakan ini Sangat Tidak Tepat
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima
-
Santri Diduga Dianiaya di Ponpes Sleman, Orang Tua Kecewa dan Lapor Polisi Usai Dianggap Bertengkar
-
Koperasi Sleman Siap Saingi Minimarket? Ini Jurus Ampuh Tingkatkan Daya Saing
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok