Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Selasa, 07 April 2020 | 15:30 WIB
(Twitter/@TRCBPBDDIY)

SuaraJogja.id - Sisi kemanusiaan seperti sedang diuji saat wabah virus COVID-19 melanda Indonesia.  Belum usai polemik minimnya fasilitas kesehatan hingga banyak pasien sucpect terlantar.

Hingga penolakan jenazah pasien positif atau Pasien Dalam Pemantauan (PDP) atau Orang Dalam pemantauan (ODP) terjadi di tanah air. 

Belum usai masalah tersebut, kekinian Tim Reaksi Cepat BPBD DI Yogyakarta mengeluhkan lambannya keputusan yang diberikan Gugus Tugas COVID-19 DIY.

Melalui akun twitter @TRCBPBDDIY, mereka menyampaikan aspirasi dan meminta Gugus Tugas COVID-19 DIY untuk segera mengeluarkan keputusan terkait makam khusus bagi jenazah pasien positif, PDP dan ODP virus corona.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembakar Transgender Mira di Cilincing

"Mohon GUSGAS #COVID19 DIY mempercepat keputusan makam khusus COVID-19 sesegera mungkin!!!" tulis @TRCBPBDDIY.

Dalam unggahan tersebut, akun TRC BPBD DIY juga mengkritisi sikap pihak yang bertanggung jawab atas rapat dan keputusan yang berkaitan dengan pemakaman jenazah pasien COVID-19.

"Sudah mati saja menunggu rapat untuk dapat makam. Kalian yang masih hidup ngapain aja?" tulisnya dalam unggahan tersebut.

TRC BPBD memang menjadi salah satu garda terdepan menanggulangi virus corona di DIY. Salah satu tugas yang mereka emban adalah bagian pemakaman dari jenazah pasien COVID-19.

Unggahan TRC BPBD DIY ini menarik respon dari warganet yang mengaku kecewa dengan lambannya keputusan yang diturunkan pihak Gugus Tugas COVID-19 CIY.

Baca Juga: Pak Jokowi, Kurniati dan Surti Dipecat Ramayana Depok karena Wabah Corona

"Kok sepertinya ada yang tidak berjalan dengan baik," ujar akun @HassanBekti.

Sebelumnya, pada Kamis (2/4/2020) TRC BPBD DIY juga sempat mengeluhkan prosedur pemakaman jenazah pasien COVID-19. Mereka mengeluhkan minimnya persiapan baik dari perangkat, pemakaman hingga masyarakat.

Tidak hanya itu, TRC BPBD DIY memang nyaring menyuarakan minimnya informasi yang dibagikan Kemenkes terkait pemukiman yang telah terpapar virus corona.

Dalam cuitan pada Sabtu (28/3/2020), @TRCBPBDDIY mengungkapkan sulitnya mendapat akses informasi untuk menentukan permukiman yang terpapar virus corona. Padahal, informasi tersebut diperlukan supaya upaya dekontaminasi dapat dilakukan dengan segera dan tepat sasaran.

Load More