SuaraJogja.id - Operasi beras gratis merupakan salah satu aksi yang dilakukan Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY dengan mendistribusikan beras kepada masyarakat prasejahtera di beberapa lokasi di DIY, Rabu (8/4/2020).
Satu ton beras dikemas per lima kilogram untuk kemudian dibagikan di Desa Grogol, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul dan Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman.
"Bantuan Beras ini merupakan wujud kepedulian kita bersama untuk meringankan beban masyarakat prasejahtera yang tengah mengalami kesulitan ekonomi disituasi sulit saat ini," ujar Kepala Cabang ACT DIY, Bagus Suryanto, melalui Antara.
Dengan pemberian beras gratis tersebut, Sekitar 200 KK dan 1.660 jiwa masyarakat prasejahtera berhasil terbantu oleh ACT DIY. Mereka berasal dari berbagai profesi seperti petani, buruh, pedagang, tukang becak, pekerja harian, lansia serta driver ojek online yang beberapa pekan terakhir mengalami penurunan penghasilan akibat merebaknya wabah COVID-19.
Bagus menuturkan, program Oparasi Beras Gratis merupakan bentuk respon dari ACT sebagai lembaga kemanusiaan untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat yang tengah mengalami kesulitan.
Menurutnya, merebaknya COVID-19 harus dijadikan mommentum untuk saling tolong-menolong. Banyak para buruh, pekerja harian, pedagang, maupun tukang ojol, kehilangan penghasilan, padahal mereka adalah tulang punggung keluarga.
Seperti yang dituturkan Winarno (31), salah satu warga Desa Grogol yang menerima bantuan ersebut mengatakan, di Gunungkidul sudah terasa dampak tak langsung dawi wabah corona. Sebagian warga Gunungkidul adalah perantau yang bekerja sebagai buruh di Jakarta sehingga di fase lockdown ini, para kerabat tidak bisa mengirimkan uang bulanan ke keluarganya di kampung.
Winarno menambahkan, selain menjadi buruh, sebagian besar masyarakat Gunungkidul bermata pencaharian sebagai petani, namun mereka banyak yang gagal panen karena hama, sehingga padi padi yang dipanen tidak berisi (gabug).
"Akibatnya banyak petani terutama yang berasal dari keluarga prasejahtera ini merugi," kata Winarno.
Baca Juga: Pakai APD Jangan Asal, Harus Tetap Sesuai Penggunaan
Kondisi serupa juga tengah dirasakan sebagian masyarakat di Kabupaten Sleman, salah satunya Bejo (54) masyarakat di Kaliurang yang merasakan langsung dampak ekonomi dari wabah COVID-19.
“Hampir semua sendi perekonomian masyarakat yang mengandalkan wisata harus lumpuh karena Kaliurang saat ini sangat sepi pengunjung,” ungkap Bejo.
Tidak berbeda dengan Hantarti (56) yang kesehariannya sebagai pedagang di sekolah, ia tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran sekolah diliburkan. Terlebih, ia merupakan janda yang berasal dari keluarga prasejahtera. Sehari-hari, ia hanya mengandalkan hasil jualan di sekitar sekolah.
"Terima kasih atas bantuan berasnya, allhamdulillah bantuan ini sangat meringankan beban kami saat ini," ucapnya, saat para relawan memberikan bantuan beras untuk Hantarti di rumahnya.
Berita Terkait
-
Berduka Glenn Fredly Meninggal Dunia, Jokowi: Dia Sosok yang Menginspirasi
-
Pakai APD Jangan Asal, Harus Tetap Sesuai Penggunaan
-
Gegara Lockdown, Sepasang Panda Ini Akhirnya Kawin Setelah 10 Tahun
-
33 Orang Jadi Tersangka Penimbunan hingga Pemain Harga APD Virus Corona
-
Bahaya Klorokuin, Hidroksiklorokuin dan Azitromisin untuk Obat Covid-19
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik