SuaraJogja.id - Perlakuan kurang menyenangkan harus diterima S, bidan di salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta. Dia mendapat kabar yang kurang mengenakkan setelah RS tempatnya bekerja sempat merawat Pasien dengan pengawasan (PDP) COVID-19 sebelum dirujuk ke RS dr. Sardjito.
"Saya gak tahu siapa yang menyebarkan berita itu. Tahu-tahu saya di chat sama temen-temen saya di Facebook, Instagram dan Whatsapp. Mereka nanya kabar saya. Padahal waktu itu saya masih kerja seperti biasa," ujarnya saat dihubungi Suarajogja.id, Jumat (10/4/2020).
Ia mengaku, sempat diisukan menjadi PDP COVID-19 oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Bahkan, tidak lama setelah itu, ia juga dikabarkan meninggal dunia.
"Iya, nyebar di pesan singkat. Saya jadi PDP corona. Dan bahkan, gak lama setelah itu saya juga diisukan meninggal dunia," kata S, yang merupakan warga Kabupaten Gunungkidul.
Ia menceritakan awal mulanya isu tersebut. Pada awal April lalu, ia secara mandiri mengusulkan adanya penyemprotan disinfektan secara swadaya di kampungnya. Namun, usulan tersebut tidak diterima dengan baik oleh sebagian masyarakat.
"Sempat ada yang gak setuju sama penyemprotan disinfektan. Sampai akhirnya Pak Dukuh turun tangan dan warga setuju semua," ungkapnya.
Seperti biasa, hari Senin (30/3/2020) ia kembali ke Yogyakarta untuk bekerja di rumah sakit tempatnya bekerja. Pada saat itulah dia mendapatkan kabar yang kurang menyenangkan dari lingkungannya.
"Tiba-tiba saya dikabari orang rumah kalau saya digosipkan PDP COVID-19," ujarnya
Tidak lama setelah itu ia juga diisukan meninggal dunia. Tak hanya dijauhi masyarakat. Bahkan, perangkat dukuh serta tokoh masyarakat sampai mendatangi rumahnya untuk mengkonfirmasi adanya berita tersebut.
Baca Juga: Rabu atau Kamis Pekan Depan Bekasi Mulai PSBB Corona
Adanya kabar hoaks tersebut tidak hanya berdampak pada dirinya, namun juga keluarganya. S mengatakan, keluarganya juga sempat dijauhi masyarakat sekitar akibat adanya isu tersebut. Hingga ia sempat berniat untuk melaporkan kejadian tersebut pada kepolisian.
"Saya justru kasihan sama mereka yang mau datang ke lingkungan saya terus dihadang dan disuruh pulang. Alasannya, karena ada yang sudah positif (COVID-19)," ungkapnya.
Meski hingga saat ini masih ada yang menjaga jarak dengan keluarganya, ia merasa sudah merasa tenang karena telah meluruskan kabar bohong yang beredar di lingkungannya.
"Saya harap masyarakat tidak memberi stigma negatif kepada para tenaga medis. Baik yang menangani maupun tidak menangani COVID-19," katanya.
Lebih jauh, S berpendapat, orang-orang yang sehat dan negatif COVID-19 seharusnya bisa menguatkan semua pihak, justru bukan sebaliknya.
"Ya kan keadaannya sekarang sedang wabah. Baik tenaga medis maupun pasien COVID-19 itu bukanlah aib. Justru seharusnya kita yang sehat dan masih bisa beraktivitas seperti biasa bisa memberi semangat bukan malah memberi stigma buruk," ujarnya.
Berita Terkait
-
174 Tenaga Medis di Jakarta Kena Virus Corona, 23 di Antaranya Sembuh
-
Putin Naikkan Gaji Tenaga Medis Garda Depan Corona hingga Rp 15 Juta
-
Sabtu Ini, 4 Orang Sembuh dan 21 Pasien Positif Covid-19 Meninggal Dunia
-
Tenaga Medis: Kami Berikan Jasa Kami, Jangan Tolak Jasad Kami
-
Pasar Otomotif China Kembali Meningkat Pasca Covid-19
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik