SuaraJogja.id - Seorang warga Desa Candirejo Kecamatan Ponjong yang merupakan eks narapidana yang belum lama bebas, meninggal dunia, Minggu (12/4/2020) pagi. Warga di sekitar korban tinggal tidak berani menguburkan jenazah laki-laki asli Jawa Barat tersebut karena khawatir jasad tersebut terpapar Covid19.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, Minggu (12/4/2020), Agung tetangga korban, W (53) sekitar jam 08.00 WIB memanggil korban untuk diajak minum teh.
Karena korban setiap pagi aktivitasnya setelah bangun pagi minum teh di warung depan kamar tidur korban. Selanjutnya karena tidak ada tanggapan maka Agung masuk ke kamar tidur korban. Agung tak menyangka saat itu justru mendapati korban sudah dalam posisi terlentang dan kaku.
Korban diketahui merupakan eks narapidana yang baru pulang atau keluar dari Lapas Kelas II Baleharjo pada hari Kamis, 02 April 2020 setelah mendapat keringanan/asimilasi pandemi virus corona/ covid-19.
Korban diketahui tinggal di kamar kos setelah keluar dari lapas sekitar 10 (sepuluh hari) sampai kejadian ditemukan meninggal.
Selama tinggal di kos korban tidak menunjukan tanda-tanda gejala sakit. Warga sekitar sendiri menerangkan korban terlihat sehat dan beraktivitas seperti selayaknya.
Sayangnya saat korban diketahui meninggal di dalam kosnya, warga sekitar tidak ada yang berani memakamkannya karena khawatir korban diduga terjangkit virus corona.
Situasi itupun sampai ke telinga Wakil Bupati Gunungkidul yang juga ketua Tim Gugus Tugas Penanganan COVID19 Gunungkidul, Immawan Wahyudi. Ia pun terpaksa turun langsung ke desa tersebut untuk memberikan penjelasan kepada warga setempat terkait kematian mantan napi tersebut.
"Mau disarekke (dimakamkan) dengan biasa atau oleh Team Relawan. Jawab keluarga diserahkan kepada relawan karena tidak ada yang berani mendekat apalagi menyentuh," tutur Immawan, Minggu (12/4/2020).
Baca Juga: Klaim Hasil Tani Melimpah, Pemkab Gunungkidul Pastikan Kebutuhan Pokok Aman
Immawan mengaku mendengar sendiri dari orang yang biasanya memulasara (mengurus) jenazah. Yang bersangkutan benar-benar tidak berani mendekat . Untuk menghilangkan kerisauan dan ketakutan warga akhirnya Team Relawan TAGANA maupun SAR Gunungkidul dan DIY yang melaksanakan pemulasaran.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Wabah Corona Makin Mengganas, Operasional Bandara Tetap Berjalan
-
Dampak Wabah Corona, Pendapatan Nelayan Menurun Drastis
-
Karangan Bunga untuk Warga Penolak Pemakaman Jenazah Corona
-
Buku Tan Malaka Jadi Bukti Kasus Vandalisme, Dosen UGM: Gak Ada Hubungannya
-
Oknum Ojol Murka ke Pemerintah karena Corona, Begini Tanggapan Gojek
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
Pilihan
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
Terkini
-
Geger! Maling Panjat Tembok, Gondol Burung Murai Batu dan Uang Rp3 Juta di Gamping Sleman
-
Sleman Siap Berantas Tambang Ilegal, Komitmen dengan KPK Jadi Senjata Utama?
-
Solo-Jogja Cuma 30 Menit, Jalan Tol Klaten-Prambanan Resmi Dibuka
-
Judi Online Berkedok Promo? Markas di Bantul Digerebek, Otak Pelaku Terungkap
-
Timor Leste Buka Pintu Lebar untuk Investor Indonesia: Peluang Emas di Sektor Pariwisata