Ini bukan kali pertama Ipung melakukan kegiatan semacam ini. Sudah empat kali Ipung dan kawan-kawan komunitasnya membuat aksi serupa.
Tentu saja, jalan yang ia lalui bersama kawan-kawannya tidak mulus, seperti halnya jalan perbukitan yang curam dan terjal. Terlebih lagi jika berbicara mengenai dana yang digunakan untuk melakukan aksi ini.
Awalnya ia mengaku menggunakan biaya pribadi, menguras tabungannya demi kesehatan dan perlindungan kepada masyarakat. Namun seiring berjalannya wakt,u donasi pun dibuka untuk menambah angin segar dalam urusan pendanaan.
"Pertama ya pakai biaya pribadi, lalu berikutnya saya membuka donasi karena tabungan saya habis. Waktu itu memakan biaya sampai berjuta-juta hingga akhirnya banyak warga yang membantu dan saya menyalurkan bantuan dari warga itu untuk warga lagi. Jadi dari masyarakat untuk masyarakat," ucapnya.
Mengenai alasannya memakai sepeda karena pihaknya melihat bahwa area Kulon Progo adalah area pegunungan yang terdapat banyak jalur menuju desa pelosok. Tidak sedikit dari akses jalan itu yang bisa diakses jika menggunakan mobil atau kendaraan bermotor.
"Maka dari itu saya menggunakan sepeda, karena jika nanti ada akses yang benar-benar tidak bisa dilewati dan memang memerlukan untuk sampai memanggul sepeda hal itu masih bisa saya lakukan," imbuhnya.
Ponirah, salah satu warga setempat yang diberi bantuan masker dan hand sanitizer merasa sangat bersyukur. Meskipun ia sebelumnya juga tidak begitu paham tentang bahaya penyebaran virus covid-19 itu.
"Tadi dikasih untuk cuci tangan itu apa namanya, ya itu.. ya alhamdulillah terimakasih saya dikasih seperti ini, semoga diberi kesehatan, waras, dan selamat," katanya.
Warga mengaku belum pernah diberikan bantuan seperti ini. Selama ini warga setempat hanya mencuci tangan biasa dengan menggunakan sabun.
Baca Juga: Cerita Suami Melaney Ricardo di Australia, Lelaki Dibui karena Pacaran
Hal serupa juga disampaikan oleh warga lainnya, Suradi, bahwa pemberian ini menjadi sesuatu yang berharga bagi mereka. Bukan hanya sebagai pemberian tapi juga sebagai pengingat untuk selalu waspada dengan segala kondisi.
Ia sangat berterima kasih kepada pihak yang sudah mau menengoknya dan mampir ke desa tempatnya tinggal. Meski kadang orang tidak tahu dan bisa dibilang terpencil.
"Sebelumnya kita belum pernah diberi seperti ini. Bantuan ini akan dimanfaatkan sebaik mungkin kalau dulu hanya pakai sabun setelah ini bisa menggunakan ini juga dan masker. Saya sebenernya juga khawatir tapi saya tidak boleh takut dan tetap waspada saja," ungkapnya.
Tidak peduli orang tersebut kaya atau miskin, semua berhak mendapat perlindungan. Tidak perlu menunggu apalagi menyalahkan pemerintah dalam memberikan perlindung untuk lingkungan sekitar. Tentu pemerintah tidak bisa lepas dari peran itu, tapi pemerintah saja juga tidak bisa berbuat banyak tanpa bantuan dari semua pihak.
Seperti yang jelaskan Ipung dan komunitasnya, selain berupaya meringankan beban masyarakat selama pandemi corona. Pemberian masker dan hand sanitizer ini juga dapat menjadi cara mereka melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang penerapan pola hidup bersih dan sehat.
Berita Terkait
-
Data Corona RI Jumat 17 April: ODP 4.286 Kasus, PDP Tembus 737 Orang
-
Asrama Bethel Klaster Baru Corona, Ortu Nangis Minta Anaknya Dipulangkan
-
Pemuda Jadi Pocong saat Bagikan Masker, Ingatkan Warga Corona Mematikan
-
OPINI: Manusia tanpa Kemanusiaan
-
36 Mahasiswa di Asrama STT Bethel Kena Corona, Polisi: Warga Jangan Panik
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Hentikan Pemburu Rente, Guru Besar UGM Nilai Program MBG Lebih Aman Jika Dijalankan Kantin Sekolah
-
Satu Kampung Satu Bidan, Strategi Pemkot Yogyakarta Kawal Kesehatan Warga dari Lahir hingga Lansia
-
Malioboro Jadi Panggung Rakyat: Car Free Day 24 Jam Bakal Warnai Ulang Tahun ke-269 Kota Jogja
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan