SuaraJogja.id - Bulan Ramadan merupakan salah satu bulan suci bagi umat Muslim. Mereka akan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Bulan Ramadan juga identik dengan banyaknya aktivitas keagamaan yang dilakukan.
Kehadiran bulan ini diprediksi akan datang dalam beberapa hari ke depan. Pada hari biasa, masjid-masjid akan mulai membagikan jadwal penceramah maupun menu buka bersama.
Namun, dengan adanya pandemi saat ini, berbagai aktivitas keagamaan yang melibatkan kerumunan massa terancam tidak bisa dilaksanakan. Bahkan MUI sebagai lembaga keagamaan sudah mengeluarkan panduan ibadah.
Salah satu penceramah muda di Yogyakarta, Maulana Umar In'amul Hasan, mengatakan, sebagai bentuk perlindungan kepada diri sendiri dan orang lain, ia menolak tawaran mengisi ceramah selama bulan Ramadan.
Baca Juga: Liga Kemungkinan Kembali Bergulir, Miralem Pjanic Balik ke Italia
"Ya bentuk ikhtiar social distancing [atau physical distancing] dan mengikuti fatwa MUI serta saran dari ulama lainnya, juga untuk menjaga keselamatan diri sendiri," kata Umar saat dihubungi SuaraJogja.id, Senin (20/4/2020).
Biasanya, selama satu bulan penuh ia memiliki jadwal mengisi ceramah di berbagai masjid di Yogyakarta. Namun, untuk saat ini ia menolak tawaran mengisi ceramah dan membatalkan beberapa kegiatan yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Umar menceritakan, dalam bulan puasa ia biasa mengisi ceramah dan memimpin pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang melibatkan jemaah dalam jumlah banyak. Tahun ini, Umar mengaku tidak melaksanakan kegiatan yang melibatkan kerumunan massa.
Sebagai pengurus masjid, Umar mengatakan, aktivitas ibadah di masjid tempat ia tinggal masih berjalan. Salat tarawih pada bulan Ramadan juga tetap berlangsung tanpa ceramah.
Sementera tadarus Al-Qur'an diimbau untuk dilaksanakan di kediaman masing-masing. Kegiatan buka bersama juga ditiadakan. Namun, pihak masjid menyediakan air mineral bagi yang ingin membatalkan puasa.
Baca Juga: Sedih, Perawat Covid-19 Curhat Soal Kematian Istri
Umar berpendapat, dalam kondisi saat ini, ibadah sebaiknya dilaksanakan dari kediaman masing-masing. Hal tersebut merupakan bentuk dari berpindah dari ibadah sunnah yang satu, menuju ibadah sunnah yang lain.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Manfaat Buah Kurma yang Tak Terduga, Manis tapi Cocok Jadi Camilan Diet
-
Awal 1 Ramadan 1441 H Dimulai 24 April 2020, China Larang Ibadah di Masjid
-
Dampak Corona Jelang Lebaran, Transaksi di Pegadaian Kulon Progo Terus Naik
-
Alih Usaha Jual Masker, Kariyanto Dapat Berkah di Tengah Pandemi Corona
-
Mufti Besar Arab Saudi Serukan Sholat Tarawih dan Idul Fitri di Rumah
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 9 Rekomendasi HP Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh, Kuat Berhari-bari Tanpa Powerbank
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi