SuaraJogja.id - Perjuangan berat dihadapi oleh seorang perempuan 70 tahun di Jogja yang sempat dinyatakan positif COVID-19. Pengalaman itu diceritakan di Facebook oleh akun Fransiska Ncis, putrinya.
Melalui unggahan pada Sabtu (18/4/2020) itu, Fransiska menceritakan perjuangan yang harus dilalui ibunya sejak merasakan gejala penyakit yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2 itu. Ia menyebutkan bahwa kesembuhan sang ibu saat ini tak lepas dari kepasrahan dan kedisiplinannya selama menjalani isolasi di Rumah Sakit Akademik Universiats Gadjah Mada (RSA UGM).
"Saya tinggal di Jakarta dan Ibu di Jogja. Hingga suatu ketika, saya sedang berada di Jogja, Ibu sakit. Kita bawa ke salah satu rumah sakit, dicek darah dan divonis kena TYPUS, dan dipersilakan rawat jalan, tidak perlu rawat inap. Dari RS kita bawa istirahat ke tempat anak sulungnya, supaya bisa dipantau dan dirawat," tulisnya.
Beberapa hari setelahnya, lanjut Fransiska, dirinya kembali ke Jakarta dan tetap memantau kondisi ibunya dari jauh. Menurut keterangannya, meski telah meminum obat secara rutin dari dokter, sang ibu tak kunjung sembuh hingga akhirnya diperiksakan di rumah sakit lain.
"Singkat cerita, Ibu divonis Infeksi Paru atau Pneumonia. Tapi suasana dokter dan perawat menunjukkan kekhawatiran bahwa Ibu bisa jadi mengarah ke covid (dan berita ini ternyata didengar oleh banyak saudara dan warga desa di tempat tinggal Ibu, MUNGKIN karna info dari anak sulung juga yang menceritakan ke satu orang dan menyebar, sehingga muncul sedikit kepanikan)," ungkap Fransiska.
Lantas, ibu Fransiska dicarikan rujukan rumah sakit yang ruang isolasinya masih tersisa. Akhirnya, ibu Fransiska diisolasi di RSA UGM dengan diagnosis yang masih sama -- pneumonia.
Selama ibu Fransiska beberapa hari dirawat di RS tersebut, pihak RS mengambil sampel swab-nya untuk diperiksa di laboratorium di Jakarta. Namun, meski hasil uji lab belum keluar, ia diperbolehkan pulang karena kondisinya sangat membaik, sehat, dan segar.
Namun, beberapa hari setelah dirawat di rumah, seorang warga di lingkungan rumah kontrakan ibu Fransiskan mengirim pesan WhatsApp bahwa ada petugas puskesma yang datang mencarinya.
"Saya tanya ada apa? Ternyata dia bilang bahwa Ibu POSITIF covid. Saya kaget dan sedikit emosi. Kenapa emosi? Ya kenapa berita itu malah sampai lebih dulu ke warga, bahkan keluarga saja belum melihat surat hasil tertulisnya. Ketika saya telusuri, rumah sakit yang mengirim sampel Ibu sajapun ternyata belum tahu hasilnya. Beberapa hari kami sempat ribut, panik dan marah karna masalah ini (ini sulit saya ceritakan). Karena kejelekan puskesmas yang sembarangan menyebar berita di desa, warga desa jadi MENOLAK IBU. My heart [emoji patah hati]," tulis Fransiska.
Baca Juga: Detik-detik Pembantaian Satu Keluarga Tenaga Medis Purwakarta
Meski begitu, keluarga Fransiska memilih untuk memfokuskan perhatian pada kesehatan sang ibu, yang kemudian kembali dibawa ke RS. Di sana, kata Fransiska, ibunya dirawat tanpa diinfus. Bahkan para dokter dan perawat yang merawat ibunya tak memakai alat pelindung diri (APD).
"Dokter yakin, Ibu sehat dan sembuh. Dokter selalu bilang: "Ibu itu sehat, saya yakin. Coba lihat kami semua sekarang, merawat ibu tanpa APD, Ibu juga tidak diinfus. Ibu di sini karna kita mau sample swab terakhir untuk mencari hasil NEGATIF." Bahkan dokter sempat bilang, Ibu bisa menjadi donor Plasma untuk orang yang sakit, karna imun Ibu baik sekali," jelas Fransiska.
Ia menambahkan, selama dirawat di RS, ibunya tetap menunjukkan suasana hati yang bahagia dan bahkan selalu mencuci sendiri bajunya di kamar, hingga akhrinya dinyatakan negatif virus corona pada hasil swab kelima dan keenam.
"Puji Syukur, kami ucapkan pertama kepada Tuhan Yesus, sang empunya kekuatan yang melebihi kekuatan manusia. Lewat perpanjangan tangannya melalui para dokter, perawat dan petugas lainnya.
Teman-teman bisa bayangkan bila menjadi saya. Seorang anak, yang TIDAK BISA MENEMANI ibunya di Jogja sana, yang sakit dan dirawat berminggu-minggu, karena alasan banyak hal, dimulai dari jenis sakit Ibu, peraturan orang Jakarta yang diperketat jangan mudik, dll dll," tulis Fransiska.
Dirinya menceritakan pula, selama di rumah sakit, ibunya mengisi waktu dengan berkreasi membuat lagu dan pusi untuk dokter di kamar isolasinya. Dalam liputan Kompas TV, pasien COVID-19 yang sudah sembuh itu juga sempat menyanyikan lagu ciptaannya di depan kamera.
Berita Terkait
-
Dua Tenaga Medis Sardjito yang Sempat Positif COVID-19, Dinyatakan Sembuh
-
Update Corona Jakarta: 3.112 Positif, 297 Meninggal, 237 Sembuh
-
Pemakaman Jenazah Pasien Positif Covid-19 di Padang Terlantar 10 Jam
-
Dipulangkan dari Malaysia, Tata Takut Ditolak Warga
-
Hore! 46 Pasien Positif Corona di Indonesia Hari Ini Berhasil Sembuh
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Dari Irigasi Kumuh ke Jalur Rafting: Gerakan Pemuda Sleman di Selokan Mataram Ini Inspiratif
-
Sultan HB X Tak Mau Komentari Figur Menteri, Tapi Ungkap Satu Harapan Ini untuk Prabowo
-
Sri Mulyani 'Ditendang' Demi Muluskan Ambisi Prabowo? Ekonom UGM Beberkan Strategi di Balik Reshuffle Kabinet
-
Pasien Korban Ricuh Polda DIY Dipulangkan, Tagihan Rumah Sakit Menggunung! Bagaimana Nasib Pembiayaan?
-
Bocah Pemancing Temukan Arca Kuno di Sungai Sleman: Diduga Peninggalan Mataram Kuno