Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 23 April 2020 | 14:10 WIB
Ilustrasi berdoa, shalat, ibadah. [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Berkaitan ibadah bulan ramadan di tengah pandemi virus corona, Kementerian Agama telah mengeluarkan surat edaran mengenai panduannya. Salah satunya, Kemenag meminta umat Islam untuk menjalankan salat tarawih di rumah masing-masing.

Melansir NU Online, para ulama sepakat bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang dianjurkan dalam bulan Ramadhan.

Jika siang hari umat Islam melaksanakan puasa, maka malam hari adalah kesempatan bagi mereka menghidupkan Ramadhan dengan shalat tarawih. 

Umat Islam sangat direkomendasikan agar menghidupkan malam-malam di bulan suci ini. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah Radiyallahu 'anhu, Rasulullah pernah mengatakan,

Baca Juga: 5 Potret Mewah Lapangan Badminton Raul Lemos, Nyenengin Anak Banget!

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

Disarankan agar berbuka dengan segera, sebagaimana dicontohkan oleh baginda Rasulullah. Rasulullah juga memiliki kebiasaan berbuka dengan kurma dengan jumlah yang gajil serta air putih. Setelah itu, Rasulullah mendirikan salat maghrib.

Selepas salat Isya, umat Islam juga disunahkan untuk mendirikan salat tarawih pada bulan Ramadan. Berikut ini adalah doa kamilin yang lazim dibaca para ulama selepas salat tarawih.

Allahummaj'alna bil imani kamilin. Wa lil faroidlimuaddin. Wa lish-sholati hafidhin. Wa liz-zakati fa'ilin. Wa lima ‘indakatthalibin.

Wa li ‘afwika rojin. Wa bil-huda mutamassikin. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlin. Wa fid-dunya zahdin. Wa fil ‘akhirati raghibin. Wa bil-qodlo’I rodlin.

Baca Juga: Dibacok saat Tidur, Motif Agus Incar Keluarga Perawat karena Rumahnya Bagus

Wa lin na‘ma’I syakirin. Wa ‘alal bala’i shobirin. Wa tahta liwa’i muhammadin shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irîna wa 'alal haudli waridîn.

Wa ilal jannati dakhilin. Wa minannarinajin. Wa'ala sariirlkaromati qo'idin. Wa bi hurun'in mutazawwijin. Wa min sundusin wa istabraqin wadibajin mutalabbisin.

Wa min tha‘amil jannati akilin. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syariban. Bi akwabin wa abariqa wa ka‘sin min ma‘în.

Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minannabiyyina washshiddîqana wasysyuhada’i wasshâlihîna wahasuna ula’ika rafîqan. Dalikal fadl-lu minallahi wa kafa billahi ‘alaman.

Allahummaj‘alna fi hadzihil lailatisysyahrisy syarafail mubarakah minas su‘ada’il maqbulin. Wa la taj‘alna minal asyqiya’il mardudin. Wa shollallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa'ala alihi wa shahbihi ajma‘in. Birahmatika ya arhamarrahimin walhamdulillahirabbil‘alamîn.

Artinya,

“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu),

Yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka.

Yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.

Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau.

Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (Lihat Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).

Load More