Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 26 April 2020 | 06:50 WIB
Ilustrasi mudik dengan sepeda motor [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

SuaraJogja.id - Imbauan pemerintah terkait larangan mudik nyatanya tak menyurutkan gelombang masyarakat yang ingin pulang ke kampung halamannya. Contohnya seperti yang terpantau di perbatasan Sleman dan Jawa Tengah.

Dilansir dari harianjogja, tercatat hingga Sabtu (25/4/2020) kemarin jumlah pemudik yang masuk ke Sleman mendekati angka 7.000 orang. Rata-rata jumlah pemudik setiap hari bertambah antara 100-150 orang.

Di hari pertama larangan mudik per 24 April, jumlah pemudik yang kembali ke Sleman tercatat sebanyak 107 orang. Total pemudik yang terdata sebanyak 6.837 orang. Sementara pada Sabtu (25/4/2020) ini, penambahan jumlah pemudik sebanyak 75 orang.

Terkait masih banyaknya pemudik yang kembali ke Sleman, Sekda Sleman Hardo Kiswoyo mengakui jika jumlah pemudik yang datang ke Sleman terus bertambah. Hanya saja, jelas dia, grafis pemudik yang datang jumlahnya setiap hari trennya  turun.

Baca Juga: Ratusan Orang di Sleman Tetap Gelar Padusan di Tengah Pandemi Virus Corona

"Misalnya, pada Kamis (23/4/2020) jumlah pemdatang ada 126 orang. Jumlahnya turun pada Jumat (24/4/2020) sebanyak 107 orang," kata Hardo.

Dia berharap, dengan kebijakan larangan mudik dari pemerintah, jumlah pemudik terus menurun. Dengan begitu, upaya Pemkab untuk terus memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 bisa dilakukan.

"Kami sudah meminta agar Satgas Covid-19 di masing-masing desa untuk aktif mendata pendatang," katanya.

Satgas Covid-19 di desa-desa, sudah mendata dan meminta agar pemudik yang tiba melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Jika menemukan masalah kesehatan pemudik, maka Satgas diminta untuk melaporkan dan berkoordinasi untuk penanganannya.

"Kalau ada masalah dengan kesehatannya pemudik segera diperiksa ke fasilitas kesehatan," katanya.

Baca Juga: Misteri Rumah Tua Berangka 8-6-1941 di Sleman, Napak Tilas Sunan Kalijaga

Load More