SuaraJogja.id - Tak hanya Ramadan, Idulfitri 2020/1441 H juga akan terasa berbeda dari biasanya ketika tak ada pandemi corona, termasuk di Jogja. Demi mencegah penyebaran virus yang menyebabkan Covid-19 itu, Keraton Jogja meniadakan Grebeg Syawal, upacara adat yang menjadi tradisi Keraton Jogja setiap 1 Syawal atau Idulfitri sebagai wujud syukur setelah melewati puasa Ramadan.
Keraton Jogja menyampaikan kabar tersebut melalui unggahan di media sosial pada Minggu (26/4/2020). Menurut keterangan yang dituliskan, acara yang ditandai dengan arak-arakan gunungan dan prajurit Keraton itu ditiadakan demi mencegah terbentuknya kerumunan, yang berisiko memperluas penularan corona.
"Seiring dengan kondisi tanggap darurat Covid-19, diberitahukan bahwa Kegiatan Hajad Dalem Garebeg Sawal tahun ini yang ditandai dengan arak-arakan gunungan dan prajurit keraton yang sedianya berlangsung pada 1 Sawal Wawu 1953/1441 H akan ditiadakan," tulis akun resmi @kratonjogja di Instagram.
Tak hanya itu, upacara Numplak Wajik, yang menandai dimulainya proses merangkai gunungan untuk sedekah pada rakyat, juga ditiadakan. Sama seperti Grebeg Syawal, tak adanya Numplak Wajik juga berkaitan dengan upaya pencegahan penularan corona.
"Termasuk juga Numplak Wajik yang digelar beberapa hari sebelum Garebeg, tidak akan diselenggarakan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran virus korona yang dapat terjadi dalam kerumunan massa. Semoga kesehatan, kekuatan, kesabaran selalu menyertai, serta situasi segera pulih kembali," tutup @kratonjogja.
Unggahan itu pun mendapat beragam tanggapan dari warganet. Di antara mereka ada yang mengutarakan kekecewaan, kesedihan, begitu juga apresiasi.
"Kraton Jogja sudah memberikan contoh yang tepat dan sangat bijak dalam menyikapi dan menghadapi wabah Covid-19 ini. Kita tahu acara Gerebeg Sawal acara yang sakral dari Keraton, dengan kearifan dan pertimbangan yang matang ditiadakan. Matur nuwun dhumateng pamangku kebijakan Kraton Jogja utamanipun Ngarso Dalem Sri Sultan HB X, mugio Ngayogyakarta ugi Indonesia enggal uwal saking pageblug meniko. Amin," komentar @vinsen_apri.
"Event yang selalu kutunggu padahal. Bisa lihat arak-arakan gunungan sama prajurit Keratonnya. Semoga kondisi cepat membaik dan semua kegiatan normal seperti semula," ungkap @detad_.
"Event yang kutunggu padahal bisa rebutan berkah," tambah @n.aditya_.
Baca Juga: Hari Kartini Pass the Sampur Viral, Penari Keraton Jogja Dapat Pizza Gratis
Dilansir HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Jogja Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu membenarkan informasi peniadaan upacara Grebeg Syawal tersebut.
"Iya benar. Kraton mengurangi kegiatan yang berpotensi menyebabkan kerumunan," kata GKR Hayu, Selasa (28/4/2020).
Meski upacara yang identik dengan arak-arakan gunungan itu ditiadakan, tetapi GKR Hayu memastikan, bahan-bahan untuk gunungan tetap dipersiapkan. Hanya saja, bahan gunungan tersebut akan langsung dibagikan untuk abdi dalem Kraton.
"Jadi enggak perlu nyusun bentuk gunungan, sehingga Numplak Wajik yang membuat dasaran gunungan putri juga dibatalkan," ujar putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan GKR Hemas ini.
Berita Terkait
-
Tahun Ini, Pejabat Eselon II di Pandeglang Tidak Dapat THR
-
Anggun, Ini 7 Inspirasi Baju Lebaran 2020
-
Best 5 Oto: Koleksi Mobil Iis Dahlia, Truk Kontainer Viral Dibajak Mudik
-
Pemerintah Larang Mudik, Polisi Tutup Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
-
Kaum Muda Berpendapatan Rendah Diprediksi Bakal Nekat Mudik Lebaran
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Ulah Polos Siswa Bikin Dapur SPPG Heboh: Pesanan Khusus Lengkap dengan Uang Rp3.000 di Ompreng!
-
Numpang Tidur Berujung Penjara: Pria Ini Gasak Hp Teman Kos di Sleman
-
Waduh! Terindikasi untuk Judol, Bansos 7.001 Warga Jogja Dihentikan Sementara
-
Dijebak Kerja ke Kamboja: Pemuda Kulon Progo Lolos dari Sindikat Penipuan hingga Kabur Lewat Danau
-
Banding Kasus TKD Maguwoharjo: Jogoboyo Edi Suharjono Lawan Vonis Berat