Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 30 April 2020 | 13:10 WIB
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan RSA UGM, Rabu (29/4/2020). [Antara/Humas UGM]

“Semua sesuai standarisasi dan metodologi kerja lebih cepat. Sudah sesuai dengan kontrak kerjanya," kata dia.

Ditemui di kesempatan yang sama, Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, dua gedung baru yang digunakan untuk penanganan pasien Covid-19 ini merupakan bekas gedung yang tertunda pengerjaannya sejak 10 tahun lalu.

"Kami berharap gedung ini segera dimanfaatkan untuk penanganan dan penanggulangan Covid-19," katanya.

Saat pandemi Covid-19 selesai gedung baru ini akan dimanfaatkan sesuai perencanaan semula untuk penanganan penyakit menular di RSA UGM.

Baca Juga: Langgar Larangan Mudik, 340 Kendaraan 'Diusir' dari Bogor

Direktur RSA dr Arief Budiyanto mengatakan pembangunan dua gedung darurat Covid-19 ini akan diselesaikan dalam waktu kurang lebih satu bulan ini dikerjakan dalam masa pandemi virus corona. Namun demikian gedung tersebut nantinya diharapkan bisa membantu penanganan pasien Covid-19 di DIY dan sekitarnya.

"Pembangunan gedung ini berlangsung cepat. Apalagi RSA ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan covid. Sejak 17 maret lalu, sudah ada 1.197 pasien yang kita periksa," katanya.

Sejak awal masa pandemi, RSA UGM merawat empat pasien positif Covid-19. Tiga diantaranya sudah dinyatakan sembuh, dan satu pasien dalam masa perawatan.

Selain itu, Basuki juga menegaskan pentingnya aspek kesehatan dan keselamatan 300 pekerja konstruksi RSA UGM untuk tetap dikedepankan dengan mengikuti protokol pencegahan Covid-19 secara ketat.

"Jangan sampai kita membangun Rumah Sakit malah pekerja konstruksi kita ada yang terpapar Covid-19," tegas Menteri Basuki dalam keterangan tertuli.

Baca Juga: Hamil Besar, Katy Perry Ngidam Makan Semangka Tengah Malam

Menteri Basuki juga mengingatkan untuk menjaga kerapihan dan keselamatan kerja, termasuk bagi 300 pekerja yang terlibat.

Load More