SuaraJogja.id - Dua tuntutan diutarakan mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) yang tergabung dalam kelompok UTY Bergerak. Tuntutan itu berkaitan dengan kebijakan yang menurut mereka harus diterapkan pihak kampus selama masa pandemi corona.
"Gerakan Mahasiswa UTY Bergerak. Malam ini, kami selaku Mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta ingin menyuarakan terhadap apa yang menjadi keresahan para mahasiswa khususnya di masa pandemi Covid-19 ini. #UTYbergerak," cuit @UTY_Bergerak, Selasa (5/5/2020).
Pada utas tersebut disampaikan tuntutan yang pertama, yaitu "Fungsikan dana kesehatan untuk bantuan mahasiswa yang masih bertahan dan tidak bisa pulang ke rumah." Menurut keterangan UTY Bergerak, mereka telah menyuarakan tuntutan tersebut sebelumnya, tetapi hingga kini tak ada respons memuaskan dari kampus.
Saat ini, menurut keterangan UTY Bergerak, pihak kampus tengah mendata mahasiswa yang tidak mudik. Sementara, mahasiswa sudah mulai bergerak lebih cepat dibanding kampus untuk membantu sesama mahasiswa yang membutuhkan uang atau bahan pangan untuk bertahan hidup di Jogja.
UTY Bergerak menilai, seharusnya pihak kampus mengalihkan dana kesehatan yang dibayarkan mahasiswa sebesar Rp60.000 setiap semester untuk bantuan kepada mereka yang tidak mudik di tengah pandemi corona. Tuntutan ini juga sudah mereka kemukakan pada 19 April lalu, tetapi tak ada tanggapan dari pihak kampus.
Selain alih fungsi dana kesehatan, UTY Bergerak menyuarakan juga tuntutan kedua, yakni "Segera lakukan pemotongan SPP dan SPA." Sebab, pertumbuhan ekonomi sedang tidak stabil dan roda perekonomian masyarakat macet karena pandemi corona. Bukan cuma itu, tak sedikit juga karyawan yang terkena PHK karena kegiatan produksi sejumlah industri turut merasakan imbasnya.
"Hal ini berimbas kepada karyawan atau pekerja-pekerja yang memiliki tanggungan pendidikan untuk anaknya, karena penghasilan yang berkurang serta kebutuhan yang makin membesar. Dengan keadaan yang seperti ini, maka kami meminta kepada pihak kampus untuk segera melakukan pemotongan SPP baik variabel dan tetap maupun SPA agar dapat meringankan beban mahasiswa serta keluarganya," kicau @UTY_Bergerak.
Alasan perlunya pemotongan yang lain adalah, selama pandemi, kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring, sehingga fasilitas kampus tidak digunakan; kampus pun juga tidak memfasilitasi kuota internet untuk kuliah online. UTY Bergerak menyebutkan, kuota internet dari kampus hanya bisa untuk memngakses portal kampus.
"Maka dari itu kami minta untuk segera dilakukan pemotongan biaya SPP dan SPA," ungkap UTY Bergerak.
Baca Juga: Sosok Polisi Ganteng Pintar Mengaji di Wonogiri, Fasih Baca Ar-Rahman
"Maka apa yang disampaikan tadi, ada dua poin yang bisa kita suarakan kepada pihak kampus.
1. Alih fungsikan dana kesehatan untuk membantu memenuhi kebutuhan para mahasiswa yang masih bertahan di tengah pandemi Covid-19
2. Segera lakukan pemotongan biaya SPP dan SPA #UTYbergerak," tutupnya.
Berita Terkait
-
Imbas Pandemi Corona, 50.891 Pekerja di DKI Jakarta Terkena PHK
-
Cari Salon yang Buka Saat Pandemi Corona, Wanita Ini Bikin Geram Warganet
-
Konflik Perparah Dampak Pandemi, Pemuda Tolak Perintah Turun ke Jalan
-
Pandemi Corona Bikin Satwa-satwa di TMII Kekurangan Stok Pakan
-
Ada Tiga Penumpang Terpapar Corona, KRL Dipastikan Tetap Beroperasi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Pengemudi Brio Ngamuk di Sleman: Tiga Motor Diseruduk, Pikap Ikut Jadi Korban
-
Dari Yogyakarta ke Kolombia: Alternativa Film Festival Siap Gaungkan Suara Baru Perfilman Dunia
-
Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS, BRI: Jadi Dorongan untuk Terus Berinovasi
-
Gawat! BNN Endus Lab Narkoba di Jogja, Produksi Lokal Ancam Libur Akhir Tahun
-
Hati-Hati! Deepfake dan Voice Cloning Makin Marak, Warga Diimbau Lebih Waspada