SuaraJogja.id - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, tidak sedikit orang yang mulai menukarkan uang mereka dengan pecahan kecil. Sudah menjadi budaya di Indonesia, saat lebaran diramaikan dengan kebiasaan memberikan uang kepada sanak saudara, terutama yang masih berusia anak-anak.
Namun, di situasi pandemi seperti sekarang, jasa penukaran uang yang biasanya turut mendapatkan keuntungan menjelang lebaran menjadi sepi pendapatan.
"Biasanya satu pekan sebelum lebaran itu banyak orang yang mencari uang baru. Hanya saja tahun ini tidak banyak warga yang mudik dan berimbas terhadap pendapatan saya," terang Husna (52), salah satu pemilik jasa penukaran uang di Jogja saat ditemui wartawan, Kamis (21/5/2020).
Wanita yang juga membuka lapak batu akik serta cinderamata di Jalan Panembahan Senopati, Yogyakarta itu mengaku dalam sehari dirinya membawa uang sebesar Rp 30 juta untuk ditukarkan.
"Biasanya uang itu bisa habis dalam sehari saat mendekati lebaran. Hanya saja kemarin-kemarin masih tersisa karena pembelinya sedikit," ungkap dia.
Husna yang telah berjualan batu akik dan menawarkan uang baru sejak 1980 itu menyebut, setiap uang yang ditukar dikenakan jasa sebesar Rp 10 ribu dengan batas minimal penukaran uang adalah Rp 100 ribu.
"Minimal Rp 100 ribu untuk penukarannya. Saya juga tidak mencampurkan pecahan uang lima ribu atau dua puluh ribu, karena itu strategi penjualannya. Jadi Rp 100 ribu bisa ditukar dengan pecahan dua ribu saja, atau lima ribu terserah pembeli," katanya.
Ia melanjutkan, jika biasanya dalam sehari menjelang lebaran ia bisa mengantongi Rp 2 juta, saat ini hanya bisa mendapatkan setengahnya saja.
Meski wabah Corona belum menurun di Yogyakarta, jasa penukaran uang baru tetap bisa ditemukan di sejumlah ruas jalan di Yogyakarta.
Baca Juga: Kesaksian Pasien Covid-19 Berhasil Sembuh Jalani Terapi Plasma Darah
"Ada pengaruh besar dari wabah ini. Tahun lalu (2019), sehari bisa mencapai 10-15 pembeli yang menukar uang baru. Tapi sekarang paling maksimal tiga orang dalam sehari," keluh jasa penukar uang lainnya, Alfan (45).
Wanita yang telah menawarkan jasa tukar uang selama tiga tahun ini hanya bisa pasrah. Pasalnya, dari keuntungan penjualan jasa tukar uang baru tersebut ia berharap bisa membelikan pakaian baru untuk cucunya.
"Saat ini ya bersyukur saja dengan apa yang saya dapat. Sebelumnya bisa membelikan hadiah untuk cucu, sekarang ditahan dulu. Karena keadaannya seperti ini," kata wanita yang tinggal di Banguntapan, Bantul itu.
Pantauan SuaraJogja, ada sekitar 20 jasa penukaran uang baru di Jalan Panembahan Senopati. Sejak pukul 09.30 WIB, ada 2 orang yang mendatangi lapak para penawar jasa penukaran uang.
Berita Terkait
-
Tips Aman Belanja Online Jelang Hari Lebaran
-
Menag Beberkan Data Intelijen, Kasus Covid-19 Naik saat Lebaran Jika...
-
Jelang Lebaran Kecelakaan Beruntun Terjadi di Tol Cakung, Dua Orang Tewas
-
Menag: Covid-19 Tidak Boleh Kurangi Kegembiraan Umat Sambut Hari Kemenangan
-
Tujuan Berdinas, 33 Penumpang Berangkat dari Terminal Pulogebang
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen
-
Target Ambisius Bantul, Kemiskinan Bakal Hilang di 2026, Ini Strateginya
-
Setelah Musala Al-Khoziny Ambruk: Saatnya Evaluasi Total Bangunan Sekolah & Ponpes, Ini Kata Ahli UGM
-
Kabar Baik Petani Sleman: Penutupan Selokan Cuma 5 Tahun Sekali! Ini Kata Bupati
-
DIY Kena Pangkas Anggaran Rp170 Miliar! Begini Strategi Pemda Selamatkan APBD