Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 22 Mei 2020 | 10:57 WIB
Suasana jelang puncak malam tahun baru di Malioboro hingga titik Nol Kilometer, Selasa (31/12/2019). [Rosiana Chozanah / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan masih akan menunggu rekomendasi Gugus Tugas  Penanganan Covid-19 DIY terkait pembukaan kembali pariwisata di Yogyakarta.

"Berkaitan dengan kapan dibukanya destinasi wisata di DIY tentunya akan memperhatikan kesiapan baik destinasi maupun SDM dan melihat situasi kondisi perkembangan Covid-19 serta setelah mendapat rekomendasi dari Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di DIY," kata Singgih seperti dilansir dari Antara, Jumat (22/5/2020).

Ia mengatakan untuk membangun kesiapan menyongsong era new normal, sejumlah kegiatan dilakukan meliputi pembersihan, perbaikan dan penambahan fasilitas kebersihan seperti sarana cuci tangan di destinasi wisata.

Peningkatan kualitas SDM pariwisata juga diupayakan melalui pelatihan marketing, visitor manajemen, hingga pemanduan secara daring.

Baca Juga: Bhinneka Life Pasok APD ke RSUD Panembahan Senopati Yogyakarta

Selain itu, lanjut Singgih, standar operasional prosedur (SOP) tengah disiapkan mencakup standar protokol kebersihan, kesehatan dan keamanan untuk akomodasi, restoran, transportasi, destinasi dan event.

"Sebagai contoh di hotel pada saat wisatawan menginap, prosedur apa saja yang harus di ikuti, pengecekan suhu badan, penggunaan masker, penanganan kamar setelah tamu check out, termasuk transportasi, daya tampung mobil menyesuaikan protokol physical distancing, serta penyediaan hand sanitizer," jelas dia.

Tidak hanya itu, Dispar DIY juga menyiapkan informasi berupa konten video berisi serangkaian kegiatan persiapan di destinasi atau desa wisata serta mendemonstrasikan keseriusan industri wisata dalam menyiapkan aspek higienis dan sanitasi.

Pemda DIY, kata Singgih, juga memberikan stimulus pemasangan wastafel di 50 destinasi atau desa wisata di DIY dengan pola padat karya masyarakat.

"Secara prinsip bahwa pada saat ini kami membantu bagaimana destinasi dan pelaku usaha pariwisata dapat menjalankan aktivitas tanpa terganggu dan meyakinkan wisatawan memperoleh jasa dan pelayanan sesuai dengan yang diharapkan," imbuh Singgih.

Baca Juga: LBH Yogyakarta: Sebagian Penyintas Pelecehan Seksual di UII Masih Trauma

Load More