SuaraJogja.id - Ketua Pelaksana Tim Partisipasi Masyarakat Penanganan Pandemi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Andrianto Purnawan menyatakan kebijakan New Normal yang akan diterapkan pemerintah dinilai lebih efektif dibandingkan lockdown di masa pandemi Covid-19 ini. Sebab lockdown yang diterapkan di 25 negara berdampak buruk pada sektor ekonomi.
"Dari 25 negara yang lockdown tidak ada yang kasusnya turun. Lockdown menyebabkan ekonomi macet. Tanpa lockdown saja sudah macet, apalagi lockdown," ungkap Andrianto di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (22/05/2020) petang.
Meski lebih efektif, pelaksanaan New Normal harus memenuhi protokol kesehatan di masa pandemi. Sebab dibukanya pusat-pusat ekonomi bisa memicu kerumuman dan menjadi medium penularan Covid-19.
Berbagai fasilitas umum, termasuk pusat perbelanjaan harus menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Di antaranya menyediakan fasilitas cuci tangan dan handsanitizer, memberlakukan jaga jarak atau physical distancing serta mewajibkan pemakaian masker.
Baca Juga: Indah Tak Bercela, Ini 4 Masjid dengan Arsitektur Unik di Yogyakarta
Masyarakat pun diminta mempunyai kesadaran pola hidup bersih dan sehat(PHBS). Dengan demikian perubahan paradigma kehidupan menuju New Normal dapat berjalan dengan baik.
"Walaupun saya tenaga medis, apakah mereka [tenaga medis lain]tidak memikirkan keluarganya cleaning service yang ada di sana (mal) dan lain-lain. Mereka butuh makan. Tidak apa-apa mall dibuka tapi perilaku hidup bersih dan sehat harus dijalankan. Yang penting jangan menyentuh hidung dan mata karena kita tidak tahu menyentuh benda yang abis disentuh siapa," jelasnya.
Andrianto menambahkan, bagi tenaga medis diharapkan mampu membawa pesan yang optimis. Masyarakat tidak perlu dianggap masalah dan tenaga medis yang harus menyelesaikan masalah.
Sebab tenaga medis merupakan bagian dari tim penanganan COVID-19. Laiknya di medan perang, mereka adalah perajuritnya.
"Apa mungkin tentara masang spanduk kasihanilah kami ya seneng musuhnya. Jadi tagline yang harus muncul seperti kami siap garda terdepan menangani Covid-19. Mari kerjasama melawan Covid-19 bukan sesuatu yang menakutkan," ungkapnya.
Baca Juga: Bhinneka Life Pasok APD ke RSUD Panembahan Senopati Yogyakarta
Yang tak kalah penting, lanjutnya adalah mengubah stigma pasien Covid-19 di masyarakat. Pasien yang sudah sembuh jangan sampai dikucilkan.
Berita Terkait
-
Desa Wisata Pulesari, Tawarkan Suasana Asri dengan Banyak Kegiatan Menarik
-
Perjalanan Habbie, UMKM yang Berkembang dengan Dukungan BRI Hingga Pecahkan MURI!
-
Warung Bu Sum: Legenda Kuliner Jogja Bertahan Berkat Resep Rahasia & Dukungan BRI
-
BNI Indonesias Horse Racing Triple Crown & Pertiwi Cup 2025 Garapan SARGA.CO Siap Pentas di Yogya
-
IDI Geram! Oknum Residen Anestesi Bandung Bakal Dipecat, Ini Penyebabnya!
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam