SuaraJogja.id - Kulon Progo resmi meluncurkan dua motif batik baru sebagai identitas daerah.
Dua motif baru itu adalah Songsong Agung Ngambararum dan Binangun Kertoraharjo.
Peresmian dilakukan langsung oleh Bupati Kulon Progo R. Agung Setyawan dan Wakil Bupati Ambar Purwoko dalam gelaran Romansa Pansela 2025 di Laguna Glagah, Jumat 13 Juni 2025 kemarin.
Adapun motif utama batik ini mengambil bentuk gunungan Pare Anom yang terinspirasi dari dunia wayang.
Gunungan melambangkan perjalanan hidup manusia, sedangkan pare anom (padi muda) merepresentasikan pertumbuhan dan harapan akan kemakmuran.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kulon Progo, Triyono, menuturkan bahwa peluncuran ini untuk terus menguatkan identitas Kulon Progo dengan simbol gunungan dan slogan binangun.
"Sekaligus menambah khasanah, perbendaharaan dan koleksi batik khas Kulon Progo sebelumnya, seperti Batik Galaran, Gringsing, Geblek Renteng," kata Triyono.
Proses penciptaan batik ini melalui kurasi ketat dari para pakar. Mulai dari Isidorus Tyas Sumbo Tinarbuko selaku Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta, Djandjang Purwo Sedjati selaku Dosen Prodi Kriya ISI Yogyakarta dan Pemimpin Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat Octo Lampito.
Terdapat dua motif batik khas Kulon Progo sesuai dengan fungsinya yaitu, Batik Songsong Agung Ngambararum karya Bayu Permadi digunakan untuk baju batik resmi.
Baca Juga: Panen Raya Menanti, Kulon Progo Terima Traktor & Pompa Air: Petani Siap Tingkatkan Produksi
Sedangkan batik Binangun Kertoraharjo sebagai batik seragam sekolah, pegawai, seragam perusahaan daerah maupun seragam yang lain.
Bupati Kulon Progo, R. Agung Setyawan menyebut proses yang dilakukan untuk menghasilkan batik ini cukup fair. Sebab di kurasi oleh para ahli dalam bidangnya.
"Ini sesuatu yang luar biasa karena mekanismenya benar benar dilalui secara terbuka, terdapat kurang lebih 23 peserta yang mengirimkan dan memberikan desainnya dan telah dinilai, dikurasi secara baik, professional dan sesuai dengan apa yang diperoleh Kulon Progo untuk melakukan peneguhan kembali tentang symbol dan filosofi tentang Kulon Progo Binangun" ucap Agung.
Disampaikan Agung, adanya batik ini sebagai bentuk sebuah pengakuan terhadap keindahan, kecirikhasan, dan nilai budaya tinggi dari motif-motif batik hasil karya para perajin lokal.
"Tujuannya mengembalikan filosofi yang di mana, beberapa saat kita lihat, kita jarang melihat yang namanya gunungan binangun ada di simbol-simbol gedung dan tempat-tempat strategis di Kulon Progo," ucapnya.
"Mengenai karya kreativitas batik yang sudah ada tetap kita hargai sebagai karya terbaik yang ada di Kulon Progo," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
3 Pendaki Ilegal Masuk Gunung Merapi, Satu Berhasil Selamat, Dua Masih Dicari
-
Banjir Merenggut Sawah dan Rumah, Mahasiswa Sumatera dan Aceh di Jogja Berjuang Bertahan Hidup
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!