SuaraJogja.id - Tim pencarian dan penyelamatan Satuan Perlindungan Masyarakat Wilayah II Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta mengimbau nelayan untuk tidak melaut sejak tanggal 27 Mei sampai 29 Mei 2020 karena diperkirakan gelombang laut tingginya mencapai 4 meter.
Melansir Antara, koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Marjono pada hari Selasa (26/5/2020), menyebut pihaknya sudah mengimbau kepada nelayan terkait akan adanya cuaca yang cukup ekstrim dalam beberapa hari ke depan.
"Hal ini berdasarkan laporan BMKG dan juga situs pengamatan cuaca yang digunakan tim SAR, gelombang tinggi tertinggi 27 Mei dan 29 Mei, dengan ketinggian 4 meter. Sehingga kami mengimbau nelayan tidak melaut terlebih dahulu," kata Marjono.
Marjono juga mengatakan, ketinggian gelombang yang mencapai empat meter cukup berbahaya bagi keselamatan nelayan. Beruntung saat ini sedang tidak ada aktivitas baik dari wisatawan maupun penduduk sekitar karena kawasan pantai sedang ditutup akibat wabah virus corona.
Baca Juga: Salah Paham, Orang Gangguan Jiwa Dianiaya 2 Oknum Polisi di Aceh
"Kami bersama nelayan sudah mengevakuasi kapal-kapal yang berada di pinggiran pantai," katanya.
Ditemui terpisah, Ketua Kelompok Nelayan Pantai Baron Sumardi mengatakan, sejak adanya informasi prediksi gelombang tinggi di wilayah pantai selatan, pihaknya telah mengantisipasi kerusakan kapal.
Ia bersama sejumlah nelayan juga telah mengevakuasi sejumlah kapal yang biasa diparkir sekitar kawasan pantai guna meminimalisir kerugian.
"Sampai saat ini, ada sekitar 40 kapal yang telah dievakuasi ke atas tanggul, dan sebagian masih dilokasi aliran sungai," katanya.
Sumardi menambahkan, di situasi pandemik COVID-19 menyebabkan tidak adanya pengunjung dan cuaca buruk seperti saat ini menyulitkan nelayan.
Baca Juga: Gadis Santri Bandung Jadi Budak Seks Guru Ngaji di Pesantren
Padahal di hari biasa, ketika musim libur lebaran banyak wisatawan yang berkunjung dan bisa menambah pemasukan bagi nelayan. Kebanyakan mereka menyewakan kapal untuk dinaiki di sekitar pantai kepada wisatawan.
"Kalau cuaca mendukung nelayan masih bisa mencari ikan meski hasilnya sedikit-sedikit," katanya.
Berita Terkait
-
Kapal Wisata Tenggelam di Laut Merah, Penyelamatan Masih Berlangsung
-
Jelang Libur Nataru, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Viral Fenomena Alam bak 'Awan Kinton' Jatuh, Begini Penjelasan BMKG
-
Viral Misteri Kapal Kayu Tua Tanpa Awak di Jepara: Netizen Ungkap Fakta Sebenarnya
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Saling Lapor Jelang Coblosan di Pilkada Sleman, Dugaan Money Politic hingga Kampanye saat Masa Tenang
-
Nasib Mary Jane: Komnas Perempuan Desak Pemerintah Perhatikan Hak-Hak Perempuan Rentan
-
3,9 Juta Penumpang Nikmati KA Subsidi, Libur Nataru Diprediksi Melonjak
-
Gelar Aksi di Gedung Dewan, Gabungan Rakyat Gunungkidul Tuntut Anggota DPRD Terlibat Video Tak Senonoh Dinonaktifkan
-
Belum Mendapat Informasi Lanjutan Soal Kepulangan Mary Jane, Keluarga Khawatirkan Hal Ini