SuaraJogja.id - Warga RT 04 dan 05 Neco, Sabdodadi, Bantul, Bantul memanfaatkan lahan kosong di sekitar wilayahnya untuk bercocok tanam guna membantu menjaga ketahanan pangan masyarakat selama pandemi. Ketua Satgas Covid-19 Neco Sunardi mengatakan, ide tersebut muncul atas keprihatinannya melihat banyak warga yang kehilangan pekerjaan. Sebagian besar warga Neco berprofesi sebagai karyawan dan buruh.
Ide tersebut kemudian ia sampaikan kepada tokoh masyarakat di pedukuhan setempat dan mendapatkan tanggapan positif. Warga kemudian bergotong royong mengolah lahan yang tidak digunakan menjadi lahan pertanian untuk membantu menjaga ketahanan pangan selama pandemi.
"Modal awal kita ambil dari KPU yang sudah berjalan selama tiga tahun," kata Sunardi, Selasa (26/5/2020).
Ia menjelaskan, masyarakat RT 04 dan 05 memiliki dana sosial yang bernama Koin Peduli Umat (KPU). Dana tersebut biasa digunakan untuk pengelolaan masjid, termasuk untuk membayar operasional Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA).
Selama pandemi, aktivitas TPA diliburkan, sehingga dana operasional dapat digunakan untuk mengolah lahan. Tanah yang digunakan merupakan milik pribadi masyarakat. Saat ini, sudah ada empat lahan yang digunakan untuk tanah pertanian.
Berawal dari satu lahan berukuran 200 meter, warga kemudian secara sukarela mengizinkan tanah yang tidak terpakai untuk ditanami sayuran. Sunardi menjelaskan, warga senang dengan hasil panen yang dibagikan secara cuma-cuma.
"Warga senang, kebutuhan pangan sudah terpenuhi sekaligus untuk pengalihan perhatian terhadap corona," imbuhnya.
Sunardi menyampaikan, aktivitas bercocok tanam mampu mengalihkan perhatian warga terhadap pemberitaan mengenai corona. Warga juga menjadi terhibur dengan aktivitas bersama. Kepanikan dan kekhawatiran warga pun berkurang.
Hasil panen pertama, sayuran dibagikan kepada seluruh warga masyarakat. Sedangkan hasil panen kedua mulai dijual di Pasar Bantul. Sunardi mengatakan bahwa hasil tani yang dimiliki warga lebih dari cukup.
Baca Juga: Akhirnya, Hampir 5.000 Buruh Adidas DiPHK Massal di Tangerang
Pihaknya menjual hasil pertanian tersebut dengan harga di bawah rata-rata. Ia mengaku, banyak pembeli yang mencari produk pertaniannya karena diolah tanpa menggunakan perstisida. Sayuran diolah dengan pupuk kompos yang didapatkan dari peternak domba dan ayam di sekitar lingkungan warga.
Selain itu, Sunardi menjelaskan, kegiatan ini sekaligus untuk menciptakan generasi muda yang gemar bertani. Saat ini, para petani didominasi dari kalangan generasi tua. Ia bahkan sebelumnya tidak memiliki pengetahuan dalam bidang bercocok tanam.
Kepala Dukuh Neco Subandi pun memberikan apresiasi yang positif terhadap kegiatan tersebut. Ia menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan sebuah inovasi positif, sehingga masyarakat tidak perlu terlalu berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Ini sifatnya rekreasi, hiburan. Kita perbuat edukasi kepada warga, dengan adanya kebersamaan ini berarti era gotong royong di masyarakat masih kental," kata Subandi.
Ia mengatakan, baik pemerintah dusun maupun pemerintah desa memberikan apresiasi yang positif terhadap kegiatan masyarakat tersebut. Ia menilai, bercocok tanam dapat menumbuhkan kembali rasa kebersamaan maupun gotong-royong masyarakat.
Pilihan sayur yang ditanam merupakan tumbuhan yang tidak memakan waktu berkembang dalam waktu lama, misalnya bayam, kangkung, selada, terong, dan timun lalapan. Ke depannya, kegiatan bercocok tanam akan dikembangkan dengan metode hidroponik.
Berita Terkait
-
Orang Tua Ajak Anaknya Berburu Mainan di Pasar Gembrong saat Covid-19
-
Pengakuan Pemilik Bengkel Motor, Pandemi Covid-19 Bikin Sepi Pelanggan
-
Warga Kunjungi Monas dan Foto-foto dari Luar Pagar
-
Ahli: Dibutuhkan Lebih Banyak Penelitian pada Hewan Terkait Virus Corona
-
Covid-19 Belum Berakhir, Warga Wajib Adaptasi dengan New Normal Indonesia
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik