SuaraJogja.id - Tepat hari ini, 14 tahun lalu Yogyakarta dan sekitarnya dilanda gempa sebesar 5,9 skala richter. Tepatnya pada tanggal 27 Mei tahun 2006 lalu, gempa yang kurang lebih pada pukul 05.55 WIB tersebut terjadi selama 57 detik.
Namun, berdasarkan laporan dari United States Geological Survey menyebutkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter.
Gempa tersebut menyebabkan 6.234 orang meninggal dunia. Gempa yang tidak disertai tsunami tersebut bahkan terasa hingga Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas.
Getaran juga sempat dirasakan warga di beberapa kota lain seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek, Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.
Baca Juga: DPRD Surabaya Usulkan Pembentukan Gugus Tugas Covid-19 Tingkat Kelurahan
Akun Twitter @pelesirjogja membagikan sejumlah rekaman video yang menggambarkan keadaan Jogja pada saat itu.
"Kepanikan sesaat setelah gempa 5,9 SR melanda Jogja dan sekitarnya 27 Mei 2006. Mengenang peristiwa memilukan 14 tahun lalu. #14tahungempajogja," tulisnya dalam unggahan tersebut.
Negara sahabat menawarkan banyak bantuan kala itu. Britania Raya menyumbang sebanyak 5,6 juta dolar AS, Australia 3 juta dolar Australia, Cina 2 juta dolar AS, Amerika Serikat 2,5 juta dolar AS, Uni Eropa 3 juta euro, Kanada 2 juta dolar Kanada dan Belanda 1 juta euro. Tidak hanya itu, Jepang dan UNICEF juga menawarkan berbagai bantuan langsung.
Dalam unggahan tersebut, @pelesirjogja juga mengunggah video keadaan di Jalan kaliurang sesaat setelah gempa terjadi. Dalam keterangannya, ia menyebut bersamaan kala itu Gunung Merapi juga sedang erupsi.
"Gempa Jogja 2006 mengakibatkan ribuan korban meninggal dan bangunan2 rusak berat. Masyarakat Jogja segera gotong-royong sambatan, saling bantu. 14 tahun lalu adalah momen penuh haru," ujarnya.
Baca Juga: Ramai Kabar Mamah Dedeh Meninggal, Begini Kata Abdel
Warga bersama pemerintah, relawan, TNI-Polri, dan berbagai elemen yang bekerja bersama-sama membuat pemulihan Jogja berlangsung cepat.
Berita Terkait
-
Bencana Hidrometeorologi Mengintai Yogyakarta, Status Siaga Diperpanjang!
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Daftar 13 Daerah Indonesia Dihantui Gempa Megathrust, Kepulauan Mentawai Paling Berisiko?
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Korban Tewas Gempa Myanmar Naik Terus, Kini Tembus 3.471 Jiwa
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk