SuaraJogja.id - Harga cabai merah keriting dari petani Kulon Progo anjlok akibat pandemi Covid-19, yang tak berkesudahan. Petani dipastikan merugi karena saat ini adalah masa panen, tetapi malah harga jual turun jauh di bawah harga ideal.
Sukarman, salah satu petani cabai merah keriting yang mengelola lahan pertanian di pesisir Pantai Bugel, yang juga sekaligus sebagai Ketua Kelompok Tani Gisik Pranaji, Dusun II Bugel, Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, mengatakan, harga jual cabai merah keriting terus turun sejak Minggu (24/5/2020) atau tepat pada Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriyah.
Saat itu harga per kilo masih dibanderol sebesar Rp14.000. Namun harga kemudian turun menjadi Rp7.000 pada Senin (25/5/2020). Sehari berselang, harga jual kembali turun berada di angka Rp5.000 per kilogramnya, hingga yang paling anjlok terjadi pada Rabu (27/5/2020) malam, menjadi Rp3.750 per kilogram.
"Ya penuruan ini tidak lepas dari pengaruh pandemi Covid-19. Warung makan, restoran, dan hotel banyak yang tutup, ditambah hajatan yang juga tidak digelar. Jadinya sekarang turunnya banyak," ujar Sukarman, saat ditemui SuaraJogja.id di rumahnya, Kamis (28/5/2020).
Diberlakukannya PSBB di sejumlah kota besar juga mepengaruhi daya jual cabai merah keriting di pasaran. Kota-kota besar seperti Jakarta hingga kota di Sumatra menjadi contoh nyata melempemnya harga cabai merah keriting tersebut karena pemberlakuan PSBB.
Meskipun begitu, Sukarman mengaku masih tetap bisa melakukan pengiriman ke luar kota. Hanya saja, PSBB, yang mengakibatkan aktivitas belanja menurun, membuat stok di sana juga kadang tak habis.
"Sementara Break-even Point (BEP) atau standar harga agar petani bisa balik modal adalah Rp11.000 per kilogram. BEP itu ditentukan berdasarkan biaya pengeluaran petani, mulai dari perawatan tanaman hingga pengupahan tenaga petik, yang setiap kepala diberi minimal Rp60.000," kata Sukarman.
"Paling tidak Rp11.000 itu baru bisa balik modal atau BEP. Dihitung dari biaya pengeluaran petani, mulai perawatan tanaman hingga pengupahan tenaga petik, yang setiap kepala diberi minimal Rp60.000, jelas kami rugi untuk saat ini," ungkapnya lagi.
Sementara itu, salah satu petani lainnya, Emi Khorinah (34), mengatakan, jika harga masih berkelanjutan seperti ini, sudah dipastikan petani bakal merugi.
Baca Juga: Jelang New Normal, MUI Khawatir Jemaah di Masjid Membludak
"Harganya ambyar banget. Ya rugi kalau dihitung-hitung, tapi ya gimana lagi, bersyukur saja karena memang kondisinya seperti ini," kata Emi.
Emi berharap, pandemi bisa segera berakhir, sehingga dalam beberapa hari ke depan, harga bisa kembali normal, paling tidak mencapai Rp15.000 per kilogram agar petani juga tetap bisa kembali memperoleh keuntungan.
Berita Terkait
-
Kisah Yuni, Pekerja Domestik yang Dirumahkan Terimbas Pandemi Corona
-
Miris! Kapal Wisata di Labuan Bajo Tenggelam Tak Terurus Gegara Pandemi
-
Cabai Merah Jelang Lebaran Makin Pedas, Sekarang Rp 40.000 per Kilo
-
Tembus 233 Ribu, Kasus Covid-19 di Brasil Lampaui Spanyol dan Italia
-
Terdampak Pandemi, Okupansi Hotel di Jember di Bawah 5 Persen Sehari
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mahfud MD: Biarkan Prabowo Olah Komite Reformasi Polri, KPK Lebih Baik Panggil Orang Ini Soal Whoosh
-
Terungkap di Depan Tokoh Nasional, Sultan HB X Sentil Etika Pejabat dan Masa Depan Demokrasi
-
3 Link DANA Kaget Hari Ini, Anti Gagal Klaim Saldo Gratis untuk Warga Jogja
-
Kantor Kemenkumham DIY Mau Dibangun di Mana? Paku Alam X Beri Bocoran Lokasinya
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal