SuaraJogja.id - Bagi masyarakat Jogja maupun pendatang yang merantau di Jogja, Jalan Magelang merupakan salah satu ruas jalan ikonik yang mungkin juga menyimpan banyak kenangan di Jogja. Sejumlah pusat perbelanjaan, warung makan, kafe, hotel, hingga kelab malam mengelilingi jalan arteri nasional yang menghubungkan Jogja, Magelang, hingga Semarang ini.
Bahkan terdapat bangunan kampus juga di tepi Jalan Magelang. Tak ayal, hiburan yang melimpah bisa jadi salah satu alasan muda-mudi, termasuk anak kos, lalu lalang di jalan tersebut.
Namun, bagaimana kondisinya di masa lampau? Apakah sama dengan suasana Jalan Magelang di era modern ini?
Seperti terlihat di video unggahan akun @jogja di Instagram, Senin (1/6/2020). Rupanya, Jalan Magelang zaman dahulu kala tak seramai saat ini dan cenderung syahdu dibandingkan yang sekarang.
Menurut stampel waktu yang ditampilkan, rekaman itu diambil pada 16 Agustus 1993, atau hampir 27 tahun lalu. Belum banyak kendaraan yang memadati Jalan Magelang kala itu.
Meski tempak beberapa pengendara sepeda motor dan mobil klasik, pesepeda, serta tukang becak, jalanan terasa lengang. Bangunan yang berdiri di tepi Jalan Magelang pun didominasi oleh rumah, toko, dan gedung perkantoran. Belum ada bangunan mal atau hotel yang menjulang tinggi kala itu.
Di video itu terlihat jelas kawasan Jalan Magelang kala itu memiliki suasana damai dan tenang, berbeda dari saat ini, yang terbilang sibuk dan padat. Apalagi lagu "Sesuatu di Jogja" dari Adhitia Sofyan, yang mengiringi video itu, menambah syahdu suasana Jalan Magelang di masa lalu.
"Suasana Jalan Magelang dari utara ke selatan tahun 1993. Syahduuu jauh dari kemacetan ya Lurs," tulis @jogja, menambahkan keterangan bahwa video berasal dari bassedance.
Banyak warganet yang setuju dengan pendapat akun yang mengunggah video itu. Beberapa dari mereka lantas terbawa kembali ke memori masa lalu di Jalan Magelang.
Baca Juga: Dampak Cuaca Ekstrem Jogja dan Sekitarnya, Nelayan Diimbau Tidak Melaut
"SMA 17... tempat bapakku dulu ngajar... ya ampun 93 aku umur 7th," kenang @johnricoristiawan.
"Zaman ibu sama bapak saya yang-yangan [pacaran] (katanya)," ungkap @adeffmann14.
"Zaman masih banyak yang naik sepeda. Tahun itu baru pindah dari Jakarta ke Yogya. Kesan pertama Yogya itu kota exotic," ungkap @kartikasasanti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik