SuaraJogja.id - Penundaan pemberangkatan ibadah haji 2020 tidak hanya berdampak pada calon jamaah yang sudah siap berangkat. Sejumlah toko perlengkapan dan oleh-oleh khas haji di Kabupaten Kulon Progo juga tak luput dari dampak pembatalan tersebut.
Pemilik salah satu toko perlengkapan haji, Sutrisna NS mengaku, tahun ini ia tidak menyetok peralatan haji dan oleh-oleh dengan partai besar. Hal tersebut sudah ia perkirakan saat ia menemani rombongan jamaah umroh pada Februari lalu.
"Untuk tahun ini saya tidak banyak persiapan karena sudah memprediksi itu," ujar Sutrisno NS saat ditemui di tokonya, Rabu (3/6/2020).
Ia mengaku hanya melakukan persiapan ala kadarnya, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa menyiapkan tiga hingga empat bulan sebelum keberangkatan haji. Bahkan, disaat kondisi normal, biasanya sebelum bulan puasa ia sudah mempersiapkan berbagai kebutuhan haji.
Tidak adanya calon jamaah umroh dan haji tahun ini menjadikan semua perlengkapan haji dan umroh tidak laku. Hanya beberapa kebutuhan yang terjual, seperti sarung dan beberapa makanan.
"Kita kemarin hanya stok untuk kebutuhan puasa saja. Memang dampaknya luar biasa. Tapi karena sudah predikisi dari awal jadi modal yang kita tanam di situ tidak terlalu banyak hanya stok biasa saja, tidak ada overstock," ungkapnya.
Dikatakan Sutrisno, sebelumnya ia bisa kulakan hingga Rp 25 juta setiap kali mendekati musim haji, kali ini sangat berbeda jauh.
"Untuk tahun ini saya hampir tidak stok. Hanya menghabiskan stok yang masih ada saja. Prediksi saya sendiri untuk penundaan umroh akan berlangsung lama," katanya.
Sutrisno menyebut, penurunan omzet pernak-pernik bahkan sudah menyentuh 100 persen. Ia sudah tidak mendapatkan pemasukan sejak Maret kemarin.
Baca Juga: Densus 88 Polri Selidiki Motif Pelaku Penyerangan Polsek Daha Selatan
Berbeda dengan Sutrisno, Yati Basuki, sesama pedagang oleh-oleh khas haji mengaku sudah menyetok perlengkapan haji dan umroh baik makanan dan non-makanan sejak tiga bulan sebelumnya. Namun, dengan adanya pengumuman dari pemerintah terkait pembatalan haji tahun ini ia mengaku tidak bisa berbuat banyak.
"Kita ikhlas saja karena memang sudah keputusan pemerintah seperti itu. Tapi Insya Allah rezeki itu Allah yang mengatur," ujar Yati.
Sejauh ini, Yati hanya melayani untuk pembelian terkait makanan, seperti kurma yang biasa digunakan untuk buka puasa senin kamis, atau air zam-zam yang biasa dikonsumsi.
Ia sendiri sudah mengeluarkan modal hingga Rp 150 juta untuk kulakan perlengkapan haji. SDi tahun-tahun sebelumnya, Yati bisa meraup keuntungan hingga Rp 4 juta per hari, namun kini ia bahkan tidak bisa mendapatkan keuntungan dalam sehari.
"Penurunan bahkan hampir sampai 100 persen, tapi kita terima saja, masih diberikan kesabaran dan kesehatan juga," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Jamaah Refund Dana Haji Bakal Kehilangan Kesempatan Berangkat Tahun Depan
-
Kisah Penantian Tukang Sayur yang Gagal Naik Haji Tahun Ini
-
9 Tahun Menunggu, Pasutri di Kulon Progo Lagi-Lagi Batal Naik Haji
-
Ibadah Haji 2020 Batal, Ini Prosedur Pengembalian Setoran Pelunasan Bipih
-
Cara Menarik Dana Jamaah Haji 2020 yang Gagal Berangkat ke Tanah Suci
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik