SuaraJogja.id - Seekor sapi yang tengah hamil besar di India menjadi korban atas kekejaman yang dilakukan manusia keji. Rahang sapi hancur berkeping-keping diberi makanan isi petasan.
Kejadian mengerikan ini terjadi di Himachal Pradesh di Distrik Bilaspur India. Sebuah rekaman video yang diunggah oleh akun @animalhopeandwellnesh memperlihatkan detik-detik sesaat setelah sapi malang itu mengunyah tepung gandum berisi petasan.
"Sapi ini diberi makan makanan yang mengandung petasan. Bagian bawah mulutnya hancur. Berikut video saat ia terbaring di atas tanah dengan penuh darah," tulis @animalhopeandwellnesh.
Ajaibnya, sapi malang itu masih bisa hidup meski rahangnya telah hancur berkeping-keping. Namun, dari video yang beredar, terlihat dengan jelas sapi yang tengah hamil itu sangat kesakitan.
Baca Juga: Orang-orang Kenapa Jahat Sih! Rahang Sapi Hancur, Diberi Pakan Isi Petasan
Dikutip dari Hindian Times, pelaku akhirnya tertangkap usai pemilik sapi yang bernama Gurdayal Singh mengunggah video sapi itu ke media sosial pada hari Sabtu (6/6/2020) waktu setempat.
Beruntung, binatang malang itu masih bisa melahirkan seekor bayi sapi yang sangat lucu dan sehat. Namun, ia masih belum bisa makan dan saat ini sedang dalam perawatan.
Berdasarkan informasi dari akun @animalhopeandwellnesh, sapi itu ternyata dipelihara bukan untuk dimakan atau disembelih melainkan dirawat sebagaimana anggota keluarga sendiri. Oleh sebab itu, Yayasan Animal Hope and Wellnesh bertekad untuk memberikan donasi perawatan agar sapi malang itu bisa pulih kembali.
"Yayasan kami akan membayar biaya medis dan yang lainnya. Insiden ini terjadi di India. Sapi ini tidak dibesarkan untuk makanan, tetapi merupakan bagian dari keluarga," kata @animalhopeandwellnesh.
Sementara itu, pelaku diduga adalah tetangga Gurdayal Singh yang bernama Nand Lal Dhiman. Ia telah diamankan untuk diperiksa lebih lanjut. Kepolisian wilayah Bilaspur pun telah bertindak dengan mendatangi lokasi kejadian.
Baca Juga: Sapi Bunting Makan Adonan Gandum Campur Petasan, Rahangnya Meledak
Gurdayal mengaku, ia mendengar suara ledakan pukul delapan malam waktu setempat. Saat itu, sapinya tengah berada di ladang yang berjarak 20 meter dari rumahnya.
Sebelumnya, kejadian serupa menimpa seekor gajah di India yang juga tengah hamil. Namun, nyawa sang gajah dan bayi yang ada di dalam perutnya tak berhasil diselamatkan karena luka yang cukup parah. Ia dikabarkan memakan buah nanas yang telah diisi petasan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Berita Terkait
-
Meta Akhirnya Siapkan Rilis Aplikasi Instagram ke iPad Apple
-
Bukan TikTok-Instagram! Ini Media Sosial Paling Disukai Orang Indonesia Tahun 2025
-
Sinopsis Test, Film India Terbaru Nayanthara dan R Madhavan di Netflix
-
Review Article 370: Film Thriller yang Bikin Kamu Nggak Mau Berkedip!
-
Kisah Karimun Wagon R Bak Bumi dan Langit: Di Indonesia Disuntik Mati, Di Negara Ini Laris Manis
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital