Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo | Stephanus Aranditio
Jum'at, 12 Juni 2020 | 16:28 WIB
Diskusi daring bertajuk "Diskriminasi Rasial terhadap Papua".yang dinisiasi LPM Teknokra Unila. [Teknokra]

"Kalau itu (order fiktif) bukan saya yang mengalami mas. Tapi moderator redaksi dan salah satu narsum," ujarnya.

Diketahui, pengurus dan narasumber diskusi Deskriminasi Rasial terhadap Papua Lives Matter yang mendapatkan teror dan intimidasi dari orang misterius. Sedianya diskusi tersebut diselenggarakan oleh Pers Mahasiswa Teknokra, Universitas Lampung pada Kamis (11/6/2020)

Pemimpin Redaksi Teknokra Mitha Setiani Asih membeberkan, teror pertama kali dialami oleh Pemimpin Umum Teknokra Chairul Rahman Arif satu hari sebelum diskusi lewat telpon misterius saat sedang makan bersama Hendry Sihaloho (Ketua Aliansi Jurnalis Independen Bandarlampung) dan Dian Wahyu Kusuma (Sekretaris AJI Bandarlampung).

"Chairul menerima 8 kali panggilan lewat gawainnya, penelpon mengaku alumni Unila," tulis Mitha dalam keterangannya, Kamis (11/6/2020).

Baca Juga: Didakwa Penipuan, Pengusaha Restoran Dapat Hukuman Penjara Ribuan Tahun

Kedua, Chairul ditelepon Wakil Rektor Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Yulianto untuk menghadapnya di ruang kerjanya, di sana Yulianto meminta Teknokra menunda diskusi karena pihak kampus sudah dihubungi oleh orang Badan Intelejen Negara (BIN).

"Prof Yulianto menyarankan menambahkan pembicara diskusi," lanjutnya.

Masukan itu tidak langsung mereka laksanakan, Teknokra tetap menggelar diskusi dengan narasumber yang sudah ada, konsekuensinya mereka akan menggelar diskusi serupa dengan narasumber sesuai masukan Prof Yulianto.

Teror telpon nomor asing terus menghantui Chairul, sampai teror meningkat level menjadi teror pesanan fiktif ojek online.

"Sekitar selepas azan Isya saya mendapat pesan kode OTP dari salah satu ojek daring. Awalnya tidak curiga dan mengabaikannya. Tak berselang lama, Whatsapp Mitha menerima telepon dan chat dari banyak driver ojek daring," ungkapnya.

Baca Juga: AII: Stop Diskriminasi dan Intimidasi Warga Serta Aktivis HAM Papua

Tak lama berselang, dua orang driver ojol datang ke depan Grha Kemahasiswaan Unila mengantarkan makanan order fiktif, driver ojol pun membantu menghubungkan Mitha dengan call center untuk menonaktifkan akunnya.

Load More