SuaraJogja.id - Siswa SMKN 1 Pundong membuat inovasi alat penangkap hama wereng ramah lingkungan. Alat tersebut dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat Pundong, Bantul yang mengelola ladang persawahan untuk mengusir wereng, jenis serangga yang menyerap cairan tumbuhan.
Wereng menjadi salah satu hama yang paling berbahaya bagi tanaman padi. Keberadaan hama tersebut dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Padi yang terserang hama wereng akan mengalami bengkok daun, dengan tumbuh tanaman yang kerdil.
Kepala Sekolah SMKN 1 Pundong Sutapa menjelaskan, ada beberapa hama yang kebal dengan pestisida, sehingga murid dan guru pembimbing di sekolahnya memiliki ide untuk membuat alat penangkap wereng yang lebih ramah lingkungan.
Sutapa menjelaskan, hasil riset melalui literatur muridnya menemukan fakta bahwa serangga mudah tertarik dengan cahaya lampu ultraviolet. Selain menggunakan lampu ultraviolet, alat tersebut juga dilengkapi dengan solarsel, sehingga alat dapat padam dengan sendirinya di kala siang, tetapi dapat hidup melalui serapan cahaya matahari saat malam.
Baca Juga: Keren! Pakar Kecerdasan Buatan Asal Indonesia Ini Ciptakan Robot Industri
"Diuji coba hama wereng keluar setelah petang sampai jam 11 malam," ujarnya, ditemui SuaraJogja.id di SMKN 1 Pundong, Sabtu (13/6/2020).
Sutapa menyebutkan, hasil karya siswanya tersebut memiliki kelebihan, yakni lebih efisien, lebih murah, dan ramah lingkungan. Selama ini, petani menggunakan pestisida untuk mengusir hama wereng. Penggunaan obat berbahan kimia tersebut dinilai dapat merusakan ekosistem tanah.
Tidak hanya wereng, alat tersebut juga dapat menangkap berbagai serangga lainnya yang bisa merusak tanaman padi. Perangkap dilengkapi dengan detergen yang berfungsi untuk membunuh serangga yang berhasil terperangkap. Meksi belum dipasarkan, Sutapa mengaku sudah banyak petani yang tertarik untuk memesan alat ini.
Serangkaian alat untuk menangkap serangga tersebut dijual seharga Rp180.000. Sutapa menjelaskan, pihak sekolah tidak akan memasarkan. Namun, sekolah melatih anak-anak untuk memproduksi dan dapat menjualnya. Untuk satu hektar lahan tanaman pangan, dibutuhkan 12 alat yang dipasang berpencar. Sementara, lahan sayuran membutuhkan hingga 30 alat.
"Dibandingkan pestisida, kalau ini kan bisa dipindah-pindah. Bisa disimpan untuk musim tanam selanjutnya," imbuhnya.
Baca Juga: Telkom University Ciptakan Robot untuk Sterilisasi Ruang Pasien Covid-19
Alat ini juga dinilai lebih ekonomis karena dapat digunakan berulang kali. Sutapa menyebutkan, petani hanya tinggal memperhatikan kondisi baterai yang mungkin perlu diganti. Seluruh suku cadang yang digunakan berasal dari dalam negeri dan dapat ditemui di toko-toko elentronik.
Berita Terkait
-
Burung Hantu Jadi Andalan Prabowo Basmi Tikus di Sawah: Mitos atau Fakta?
-
Solusi Anti-Mainstream Prabowo: Burung Hantu Jadi Andalan Berantas Hama Tikus di Sawah
-
Polri Garap Jagung 1,7 Juta Hektare: Misi Mulia atau Salah Urus?
-
Berbagi Takjil Tanpa Sampah Plastik, Intip Solusi Kemasan Ramah Lingkungan Ini
-
Inovasi Ini Mengubah Limbah Menjadi Jalan yang Lebih Kuat dan Ramah Lingkungan
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja