Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Shevinna Putti Anggraeni
Jum'at, 19 Juni 2020 | 13:06 WIB
Dinar Candy [Ismail/Suara.com]

Namun menurut para dokter, pada praktiknya tes keperawanan ini sebenarnya merupakan konsep yang salah kaprah karena didasarkan pada kesalahpahaman tentang tubuh wanita dan gagasan kuno tentang keperawanan.

"Ada anggapan bahwa selaput dara yang dianggap sebagai penghalang vagina ini tetap utuh sampai ada lelaki [pasangan] yang membukanya," kata Ranit Mishori, penasihat medis senior di Physicians for Human Rights dan profesor kedokteran keluarga di Georgetown Universitas.

Banyak orang berpikir bahwa selaput dara sepenuhnya menutupi lubang vagina jika seseorang masih perawan. Faktanya, selaput dara hanya mengelilingi lubang vagina.

Saat seseorang melakukan hubungan seksual, selaput dara bisa sobek atau diregangkan. Namun, selaput dara juga bisa robek atau meregang akibat penggunaan tampon, olahraga, atau prosedur medis.

Baca Juga: Isu Tak Perawan, Dinar Candy Langsung Ditinggal Pacar

Dengan begitu, dokter cukup kesulitan untuk menentukan seseorang mengalami perubahan selaput dara akibat hubungan seks atau penyebab lain. Indikator lain yang dipercaya menggambarkan keperawanan adalah adanya darah di seprai ketika seseorang melakukan hubungan seks untuk kali permata. Padahal, indikator itu hanya mitos.

Sejumlah penelitian tentang kesehatan reproduksi sendiri, salah satunya yang digarap Mishori, telah membantah gagasan bahwa sebagian besar wanita mengalami perdarahan saat kali pertama berhubungan seks. Jika ada bercak merah, pendarahan bisa terjadi karena penetrasi paksa atau kurangnya pelumasan.

Selain itu, CNN melaporkan, tes keperawanan juga memberikan konsekuensi yang bisa merusak perempuan secara psikologis. Tes keperawanan bisa menyebabkan rasa bersalah, jijik pada diri sendiri, depresi, kegelisahan, dan citra tubuh yang negatif.

Adanya tes keperawanan ini menyiratkan bahwa hubungan seks sebelum menikah hanya akan merugikan wanita, tidak dengan pria. Akibat tes keperawanan yang selama ini dipercaya masyarakat, timbulah stigma sosial yang bisa mendorong wanita melakukan tindakan berisiko.

Baca Juga: Ngaku Cinta Satu Malam, Dinar Candy Sewot Dituduh Tak Perawan

Load More