SuaraJogja.id - Dibukanya kembali kawasan wisata Malioboro, termasuk Titik Nol Kilometer Yogyakarta, memberi angin segar bagi sejumlah pedagang di kawasan tersebut.
Ruli Kinasih salah satunya. Wanita 52 tahun ini merupakan salah seorang pedagang yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan kaus di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta. Larangan berjualan di kawasan Malioboro selama hampir tiga bulan membuat penghasilannya tak menentu. Bahkan dirinya sempat mengutang untuk membayar cicilan rumah dan motor yang dia miliki saat ini.
"Tiga bulan saya tak mendapat penghasilan. Saya bahkan memecah celengan untuk bisa membayar cicilan rumah. Apalagi masih ada satu motor yang perlu saya lunasi untuk aktivitas saya sehari-hari," terang Ruli ditemui wartawan di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Minggu (21/6/2020).
Ibu tiga anak ini hanya bekerja sebagai pedagang baju. Tak ada kerjaan lain yang dia lakukan. Meski bisa menjual secara online, namun keterbatasan pengetahuan soal internet memaksanya hanya bertahan dengan menawarkan ke orang-orang terdekat.
Baca Juga: Kantongi Hasil Tes Swab COVID-19, Pedagang Ikan Jogoboyo Kembali Berjualan
"Saya sempat diajari cara menjual online. Tapi saya masih bingung dan meminta orang lain yang menjual. Tapi hasilnya tidak seramai saat menjual di Titik Nol Kilometer," kata Ruli.
Situasi sebelum pandemi Covid-19, kata Ruli usahanya berjalan cukup moncer. Kaus yang dihargai Rp 100 ribu untuk tiga buah bisa menghasilkan omzet Rp 1,5-2 juta rupiah. Jumlah tersebut bisa dia dapatkan dalam kurun waktu dua hari.
"Hasilnya bisa buat sekolahkan anak. Sampai bisa membelikan sepeda motor juga waktu itu. Tapi terjadinya Covid ini malah cicilan-cicilan yang harus dibayar menjadi beban karena pengahasilan saya tak menentu," keluh dia.
Dibukanya kawasan Malioboro, menjadi angin segar bagi Ruli. Meski belum banyak pengunjung seperti sebelum terjadi Covid-19 setidaknya mulai ada pengunjung yang membeli.
"Setidaknya memberitahu ke wisatawan bahwa Malioboro sudah dibuka. Pedagangnya juga sudah mulai berjualan. Ya karena sudah tutup tiga bulan pasti perlu penyesuaian," ujar dia.
Baca Juga: Cegah Klaster Pedagang, Dinkes Bantul Akan Gelar Rapid Test di 4 Pasar
Seorang pedagang lainnya, Triwinarti (47) menjelaskan pendeknya waktu berjualan di sekitar Museum Serangan 1 Maret menjadi kendala. Pasalnya ketika waktu menunjukkan pukul 20.00 wib, pedagang diminta untuk tutup.
Berita Terkait
-
Kekayaan Hasto Kristiyanto yang Samakan Jokowi dengan Pedagang Kaki Lima
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Deflasi dan PHK: Jeritan Pedagang Pasar Johar Baru, Tukang Bajaj Pun Ikut Merana
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi