SuaraJogja.id - Demi mencegah munculnya klaster baru, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menggelar rapid test massal di empat pasar. RDT pertama dilakukan di Pasar Bantul yang menyasar 700 pedagang di sana. Jumlah pedagang yang banyak membuat RDT dibagi dalam dua tahap, yakni pada Rabu (24/6/2020) dan Kamis (25/6/2020).
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul Sri Wahyu Joko Santoso alias Oki mengatakan, pada rapid test yang digelar Rabu kemarin ditemukan dua pedagang yang reaktif. Sementara, dalam rapid test yang digelar Kamis pagi tadi ditemukan 10 orang dengan hasil reaktif.
"Hari pertama jumlah peserta 250 orang, dengan dua orang reaktif. Hari kedua, jumlah peserta 201 orang, 10 orang reaktif," tuturnya.
Oki menjelaskan, seluruh peserta dengan hasil reaktif sudah diisolasi dan dilanjutkan dengan tes PCR di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC). Sementara, tindak lanjut di pasar akan dilakukan setelah menunggu hasil swab test terhadap 12 orang tersebut.
Oki juga menegaskan bahwa hasil rapid test reaktif bukan merupakan penegakan diagnosis Covid-19. Ia menyebutkan, saat ini Kabupaten Bantul berada dalam kategori zona risiko sedang kenaikan kasus, yang digambarkan dengan warna oranye. Sebagian besar kecamatan di Bantul sudah masuk zona hijau. Sedangkan, beberapa yang masuk zona kuning adalah Banguntapan, Piyungan, Pleret, Imogiri, Pajangan dan Pandak.
Ketua Dinkes Bantul Agus Budi Raharja mengatakan, ada satu orang dengan hasil reaktif lainnya di luar pedagang pasar. Ia menyampaikan, seluruh peserta dengan hasil RDT reaktif sudah diisolasi di RSLKC dan akan menjalani tahap tes swab lanjutan.
"Satu orang di luar pedagang pasar," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Sukrisna Dwi Susanta mengatakan, untuk tindak lanjut di wilayah pasar akan dilakukan setelah hasil tes swab keluar. Jika ada pedagang dengan swab positif COvid-19, akan dilakukan penyemprotan disinfektan untuk proses sterilisasi kawasan pasar.
"Bukan ditutup, tapi mungkin sehari dua hari akan disemprot disinfektan terlebih dahulu," ujarnya.
Baca Juga: Tracing Kontak Erat di Temon dan Panjatan, 7 Orang Reaktif
Sukrisna berujar, selama ini pihaknya terus melakukan pengawasan di pasar. SOP perdagangan juga terus ditekankan agar dapat diterapkan. Namun, mencegah terjadinya kerumunn di antara pembeli menjadi salah satu hal yang sulit diawasi baginya.
Berita Terkait
-
Tracing Kontak Erat di Temon dan Panjatan, 7 Orang Reaktif
-
Rapid Test Digelar, Warga Kampung Ini Pilih Kabur Sampai Ada yang Mengungsi
-
Orang se-Kampung Kabur Mau Dirapid Test, Warga: Takut Dicolok Hidungnya
-
Geger Mau Rapid Test, Warga Satu Kampung Kabur Tinggalkan Rumah
-
Warga se-Kampung di Serang Banten Kabur Tinggalkan Rumah, Takut Rapid Test
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Eks Parkir ABA di Jogja Disulap Jadi RTH, Ini Target & Kapasitas Parkir Pengganti
-
Seleb TikTok Gunungkidul Diduga Tipu Puluhan Juta, Bisnis Celana Boxer Berujung Penjara?
-
Revisi KUHAP: Dosen UGM Ungkap Potensi Konflik Akibat Pembatasan Akses Advokat
-
5 Rekomendasi Hotel di Penang yang Dekat dengan RS Gleneagles
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak