Dumono akhirnya memberitahu kepada perawat musabab pasien tersebut tak kunjung sembuh. Selama tiga hari, obat tersebut disembunyikan pasien.
"Akhirnya perawat mengecek kolong tempat tidurnya dan menemukan banyak obat. Perawat mengambil langkah dengan disuntik dan pasien baru mau mengikuti anjuran perawat. Tidak lama, ketika hari itu juga suhu panas pasien turun," jelas pria yang juga sebagai dosen di FKKMK UGM ini.
Kehadiran rohaniawan tak sekedar mengajak kepada pasien untuk berdoa dan termotivasi untuk bisa sembuh. Namun pendekatan kepada pasien juga diperlukan agar mereka nyaman dan tenang dengan keadaannya.
Hal lain dikisahkan Uyun Subari (48), rohaniawan muslim yang sudah empat tahun berada di Pelayanan Rohani RSUP dr Sardjito, sempat takut menghadapi pasien yang berada pada sakaratul maut.
"Saya sebelumnya bekerja sebagai staff pelayanan jantung. Saya tidak tega melihat orang-orang terutama keluarga saat salah satu ayah atau ibunya mengahadapi sakaratul maut. Saya dulu belum mau menjadi rohaniawan. Namun setelah melihat bahwa ini pekerjaan mulia dimana pekerjaan dunia dan akhirat bisa didapatkan di sini akhirnya saya terjun dan menikmati," kata Uyun.
Pria lulusan S1 UIN Sunan Kalijaga ini mengetahui bahwa pasien yang menghadapi akhir perjalanan kehidupan di dunia perlu dibimbing untuk mengucap kalimat syahadat bagi yang berkeyakinan muslim.
"Kami juga mengajak keluarga yang mungkin berada di sekitar pasien untuk berkumpul. Saya ajak untuk bisa ikhlas dan sabar, sembari membimbing pasien untuk kembali mengingat Tuhan. Jika dia muslim kami bimbing untuk mengucap dua kalimat syahadat," kata dia.
Uyun juga pernah menemukan pasien yang selama hidupnya tidak pernah mengaji dan sholat, padahal ia seorang muslim. Namun, karena sakit yang diderita, pasien meminta untuk dibimbing melaksanakan lagi sholat dan mengaji
"Hal ini sering kami temukan, bahkan mereka cukup senang ketika di datangi dan diajak doa bersama-sama seperti ini. Karena mereka akui lebih tenang," jelasnya.
Baca Juga: Pasien Corona Jalan Kaki dari RS Sardjito Setelah Sembuh, Disambut Selawat
Ditengah pandemi Covid-19, para rohaniawan, baik dari Muslim, Nasrani, katolik, Budha dan Hindu harus menggunakan APD lengkap berseragam hazmat. Terlebih saat menghadapi pasien yang positif Covid-19.
"Tentu kami ikut menggunakan pelindung lengkap. Tak hanya itu kami juga membantu untuk memandikan dan merukti jenazah yang positif Covid-19 sesuai SOP RS setempat," terangnya.
Untuk memandikan jenazah pasien Covid-19, pihak rumah sakit menggunakan metode yang berbeda. Tidak dimandikan sebagai mana umumnya, melainkan dengan diusap dengan kain basah.
"Ada tahapan sesuai SOP yang ada. Anggota pelayan rohani juga ikut mendoakan pasien dan juga menyolati," kata Uyun.
Hingga kini, Dumono menyebut, ada 20 orang Rohaniawan di RSUP Dr Sardjito. Dari jumlah tersebut, terdiri dari 15 rohaniawan muslim, dua rohaniwan Katolik, serta rohaniawan Nasrani, Budha dan Hindu masing-masing 1 orang.
Dumono yang juga Kepala Pelayanan Rohani RSUP Dr Sardjito mengakui, kehadiran rohaniawan sangat diperlukan. Tidak hanya pasien, dokter dan perawat juga merasa ringan dengan kehadiran mereka.
"Jadi kami disini saling melengkapi dan membantu. Bagi pasien kami berusaha mereka yang sakit bisa tetap ingat kepada Tuhan dengan bimbingan masing-masing rohaniawan. Sementara dokter dan perawat kami bisa membantu agar pasien bisa lebih nyaman dan mengikuti anjuran dokter untuk bisa sembuh," katanya.
Berita Terkait
-
Pasien Corona Jalan Kaki dari RS Sardjito Setelah Sembuh, Disambut Selawat
-
Bank Mantap Salurkan 1.000 APD ke RS Hasan Sadikin Bandung
-
Kabar Baik! Indonesia akan Produksi 17 Juta Baju Hazmat Per Bulan
-
Bikin Heboh, Dokter Ini Tak Sadar Kena Virus Corona dan Tetap Bekerja
-
Anggaran APD Pilkada 2020 Belum Pasti, Ketua KPU Khawatir Petugas Dipidana
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik