SuaraJogja.id - Asesmen dampak Covid-19 yang dirilis Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA) Jogja menunjukkan wabah ini mengurangi 70 persen dari total penghasilan hampir semua difabel produktif.
Asesmen ini melibatkan 204 responden disabilitas netra, tuli, mental dan intelektual di Jogja, Bantul dan Sleman dengan rentang usia 18-65 tahun.
“Kebanyakan difabel yang bekerja berada di sektor informal,” tulis SAPDA dalam keterngannya.
Wabah ini secara garis besar memberi dampak sangat besar bagi kaum disabilitas, karena kebanyakan mereka menduduki ekerjaan informal. Dikabarkan 59,31% responden mengalami penurunan pendapatan sampai 70% dari pendapatan semula. Sebanyak 20,1% responden kehilangan penghasilan karena berhenti bekerja.
Baca Juga: Inspiratif! Penyandang Disabilitas Ini Rakit Kendaraan Pengangkut Sendiri
Sementara, hanya ada 18,63% responden yang tidak merasakan langsung dampak Covid-19. Meski begitu, adanya pihak yang masih menanggung seperti orang tua dan lain sebagainya membuat sebagian pihak tak merasakan langsung dampak wabah Covid-19.
Status tanggap darurat yang memaksa masyarakat untuk tidak banyak beraktivitas di luar ruangan jadi salah satu faktor yang paling mempengaruhi.
Berdasarkan rilis yang disampaikan SAPDA, hanya 5,88% responden yang mengakses bantuan pemerintah. Sedangkan 6,86% responden mengandalkan bantuan orang lain atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Sementara, 31,37% responden bergantung pada orang tua atau keluarga, 12,25% responden tetap bekerja seperti biasa dan 23,04% responden berusaha menghemat pengeluaran. Menurut SAPDA, fakta ini menunjukkan belum adanya peran maksimal dari pemerintah setempat.
Wabah yang berkepanjangan juga berdampak pada sulitnya akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan difabel seperti terapi, kontrol dan pengobatan. Karena wabah ini otomatis penyedia terapi tidak mau mendatangi komunitas atau rumah.
Baca Juga: Gunakan Data Satelit, Peta Ini Tunjukkan Bagaimana Covid-19 Pengaruhi Dunia
Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, mengatakan pada masa tanggap darurat perpanjangan kedua ini, Pemda DIY harusnya lebih aktif menggenjot ekonomi.
“Poin utamanya Pemda mendorong masyarakat untuk bangkit dengan kreativitas dan solidaritas masing-masing,” ujar Huda melansir Harianjogja.com.
huda menyebut, dukungan anggaran perlu digiatkan pada program strategis yang tepat. Kebijakan stimulan anggaran bisa menjadi suntikan bagi potensi yang dikembangkan masyarakat di tengah pandemi.
Berita Terkait
-
Inspiratif! Penyandang Disabilitas Ini Rakit Kendaraan Pengangkut Sendiri
-
Orang Tua Malu, PPDB Kota Jogja Jalur Disabilitas Minim Peminat
-
Hits: Kisah Perempuan Disabilitas Jadi Model, Bule Ini Diejek Warganet
-
Gendong Penumpang Disabilitas Turun dari Kereta, Aksi Petugas KRL Viral
-
42.265 Lansia dan Disabilitas di DKI akan Dapat Kartu Sakti, KLJ dan KPDJ
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Berapa Gaji Yunus Nusi? Komisaris Angkasa Pura Rangkap Sekjen PSSI dan Wasekjen KONI
-
Gaji Tembus Rp 150 Juta Per Bulan, Cerita Pemain Liga 1 Pilih Main Tarkam di Luar Klub
-
Erick Thohir Angkat Sekjen PSSI Yunus Nusi Jadi Komisaris Angkasa Pura
-
5 Mobil Kecil Murah di Bawah 50 Juta, Hemat Pengeluaran Cocok buat Keluarga Baru
-
Objek Diduga KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan Dekat Jalur Vital Suplai Energi Bali
Terkini
-
Detik-Detik Buruh Harian Lepas Terserempet KRL di Lempuyangan, Kaki dan Tangan Alami Luka Parah
-
Perebutan Kursi Sekda DIY: Adu Kuat 3 Birokrat Top, Siapa yang Unggul?
-
Janjian Tawuran Subuh, Geng V vs M Bikin Geger Lowanu, 10 Ditangkap, Celurit-Pedang Jadi Bukti
-
Diplomat Muda Kemlu Tewas Terlilit Lakban: Kisah Heroiknya Selamatkan WNI di Zona Konflik Terungkap
-
BRI Salurkan BSU Rp1,72 Triliun untuk 2,8 Juta Pekerja Guna Dongkrak Daya Beli Masyarakat